Hacker Suriah Retas Situs Angkatan Darat AS
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah kelompok hacker pendukung Pemerintah Suriah mengklaim bertanggung jawab peretasan situs resmi Angkatan Darat Amerika Serikat (AS).
Serangan cyber itu hanya terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyerukan hukum cybersecurity baru di KTT G-7 di Jerman.
Laman Army.mil sempat down pada Senin malam (8/6/2015). Di laman itu hanya muncul tulisan “Hacked by Syrian Electronic Army”.
Kelompok hacker pro-rezim Presiden Bashar al-Assad itu juga meninggalkan pesan pada pemerintah AS yang berbunyi; ”Hentikan pelatihan teroris”. Pesan lainnya berbunyi; “Pemerintah Anda korup, tidak mendengarkan!”
Para pejabat militer AS mengatakan situs itu di-down-kan sementara.“Tentara mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran data milik militer,” kata juru bicara Angkatan Darat AS, Brigadir Jenderal Malcolm Frost, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Daily Mail.
Serangan cyber terhadap situs-situs pertahanan AS bukan sekali ini iterjadi. Pada bulan Januari 2015 lalu, sebuah kelompok hacker yang menamakan dirinya "Cyber Khilafah" meretas akun Twitter dan YouTube Komando Sentral AS (CENTCOM). Namun, CENTCOM kala itu mengklaim tidak mengalami gangguan operasional dan dampak yang berbahaya lain.
Presiden Obama dalam forum G-7 di Jerman telah menyerukan negara-negara dalam forum itu untuk menerapkan hukum cybersecurity yang baru. ”Kedua aktor negara dan non-negara telahh mengirimkan segala sesuatu yang mereka punya untuk mencoba melanggar sistem ini,” kata Obama yang tidak menjelaskan negara dan pihak mana yang ia sebut sebagai aktor dalam serangan cyber.
Serangan cyber itu hanya terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyerukan hukum cybersecurity baru di KTT G-7 di Jerman.
Laman Army.mil sempat down pada Senin malam (8/6/2015). Di laman itu hanya muncul tulisan “Hacked by Syrian Electronic Army”.
Kelompok hacker pro-rezim Presiden Bashar al-Assad itu juga meninggalkan pesan pada pemerintah AS yang berbunyi; ”Hentikan pelatihan teroris”. Pesan lainnya berbunyi; “Pemerintah Anda korup, tidak mendengarkan!”
Para pejabat militer AS mengatakan situs itu di-down-kan sementara.“Tentara mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran data milik militer,” kata juru bicara Angkatan Darat AS, Brigadir Jenderal Malcolm Frost, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Daily Mail.
Serangan cyber terhadap situs-situs pertahanan AS bukan sekali ini iterjadi. Pada bulan Januari 2015 lalu, sebuah kelompok hacker yang menamakan dirinya "Cyber Khilafah" meretas akun Twitter dan YouTube Komando Sentral AS (CENTCOM). Namun, CENTCOM kala itu mengklaim tidak mengalami gangguan operasional dan dampak yang berbahaya lain.
Presiden Obama dalam forum G-7 di Jerman telah menyerukan negara-negara dalam forum itu untuk menerapkan hukum cybersecurity yang baru. ”Kedua aktor negara dan non-negara telahh mengirimkan segala sesuatu yang mereka punya untuk mencoba melanggar sistem ini,” kata Obama yang tidak menjelaskan negara dan pihak mana yang ia sebut sebagai aktor dalam serangan cyber.
(mas)