Pentaskan Kucing-kucing Mati untuk Tarian, SMA di AS Dihujat
A
A
A
OKLAHOMA - Para siswa di sebuah SMA di Oklahoma, Amerika Serikat (AS) mementaskan sejumlah kucing yang sudah mati untuk sebuah tarian. Pihak sekolah pun menuai hujatan sejumlah pihak.
SMA Harding Charter Preparatory juga merekam tarian itu dan videonya telah menyebar di internet. SMA itu pernah meraih peringkat terbarik di AS tahun 2012. Tapi, sejak insiden “tarian kucing mati”, SMA itu dihujat kelompok advokasi hak-hak satwa.
Dalam video tampak, sembilan siswa memegang masing-masing satu ekor kucing yang sudah mati. Mereka kemudian menggerakkan bangkai kuncing itu dalam bentuk tari yang diiringi sebuah lagu.
People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), sebuah kelompok pembela hak-hak satwa ternama di AS telah menunjukkan bukti video ulah para siswa SMA itu. Menurut PETA, video itu dibuat dalam sebuah pelajaran anatomi untuk meta pelajaran biologi. PETA melalui petisi online mendesak pihak berwenang menyelidiki pihak sekolah.
”Video dari layar koreografer telah di-posting pada media sosial, dan guru serta telah di-tag di posting-an itu,” bunyi pernyataan PETA, yang dilansir dari Daily Mail, Senin (8/6/2015).
”Siswa belajar lebih cepat dan lebih baik dengan menggunakan metode non-satwa seperti program perangkat lunak interaktif, dan dengan alat-alat modern, mereka tidak belajar untuk mengobati atau berpikir hewan sebagai media yang akan digunakan dan dibuang,” lanjut pernyataan PETA. PETA mengklaim berusaha untuk menghubungi pihak sekolah beberapa kali, tapi tidak ada tanggapan.
SMA Harding Charter Preparatory juga merekam tarian itu dan videonya telah menyebar di internet. SMA itu pernah meraih peringkat terbarik di AS tahun 2012. Tapi, sejak insiden “tarian kucing mati”, SMA itu dihujat kelompok advokasi hak-hak satwa.
Dalam video tampak, sembilan siswa memegang masing-masing satu ekor kucing yang sudah mati. Mereka kemudian menggerakkan bangkai kuncing itu dalam bentuk tari yang diiringi sebuah lagu.
People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), sebuah kelompok pembela hak-hak satwa ternama di AS telah menunjukkan bukti video ulah para siswa SMA itu. Menurut PETA, video itu dibuat dalam sebuah pelajaran anatomi untuk meta pelajaran biologi. PETA melalui petisi online mendesak pihak berwenang menyelidiki pihak sekolah.
”Video dari layar koreografer telah di-posting pada media sosial, dan guru serta telah di-tag di posting-an itu,” bunyi pernyataan PETA, yang dilansir dari Daily Mail, Senin (8/6/2015).
”Siswa belajar lebih cepat dan lebih baik dengan menggunakan metode non-satwa seperti program perangkat lunak interaktif, dan dengan alat-alat modern, mereka tidak belajar untuk mengobati atau berpikir hewan sebagai media yang akan digunakan dan dibuang,” lanjut pernyataan PETA. PETA mengklaim berusaha untuk menghubungi pihak sekolah beberapa kali, tapi tidak ada tanggapan.
(mas)