Israel Tuduh PBB Dukung Hamas
A
A
A
YARUSALEM - Pemerintah Israel dilaporkan menuduh PBB telah mengakui dan mendukung Hamas. Tuduhan tersebut muncul setelah komite PBB yang mengurus organisasi non-pemerintah (NGO) mengakui organisasi Palestinian Return Centre (PRC) sebagai NGO yang memiliki akses permanen dengan banyak forum dan badan dunia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyebut PRC adalah sebuah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan kelompok Hamas. Kelompok yang dalam pandangan Israel adalah kelompok teroris.
Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (3/6/2015) mengaku sangat kecewa dengan keputusan komiter PBB tersebut, dan menuduh PBB telah memberikan dukungan kepada kelompok yang menguasai Gaza tersebut.
Dengan diakuinya Organisasi PRC oleh PBB, organisasi non-pemerintah memang memiliki akses besar di organisasi-organisasi internasional. Selain itu, pendapat dan asprasi mereka juga dapat didengar oleh berbagai forum dan badan dunia.
Sebelumnya, Netanyahu menyatakan bahwa negaranya sedang menghadapi kampanye hitam dari pihak internasional yang berusaha merusak nama baik Israel. Menurutnya, kampanye hitam tersebut bermaksud membatalkan pengakuan eksistensi Israel terlepas apa pun kebijakan yang diambil pemerintahannya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyebut PRC adalah sebuah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan kelompok Hamas. Kelompok yang dalam pandangan Israel adalah kelompok teroris.
Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (3/6/2015) mengaku sangat kecewa dengan keputusan komiter PBB tersebut, dan menuduh PBB telah memberikan dukungan kepada kelompok yang menguasai Gaza tersebut.
Dengan diakuinya Organisasi PRC oleh PBB, organisasi non-pemerintah memang memiliki akses besar di organisasi-organisasi internasional. Selain itu, pendapat dan asprasi mereka juga dapat didengar oleh berbagai forum dan badan dunia.
Sebelumnya, Netanyahu menyatakan bahwa negaranya sedang menghadapi kampanye hitam dari pihak internasional yang berusaha merusak nama baik Israel. Menurutnya, kampanye hitam tersebut bermaksud membatalkan pengakuan eksistensi Israel terlepas apa pun kebijakan yang diambil pemerintahannya
(esn)