Pilot-pilot Militer AS Frustasi dalam Melawan ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Pilot militer Amerika Serikat (AS) yang menjalankan misi melakukan serangan udara terhadap ISIS mengaku frustasi. Musababnya, langkah mereka terhabat oleh lambannya keputusan dari otoritas militer AS.
Ketidakpuasan pilot militer AS dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu muncul dalam sebuah wawancara dengan Fox News. Para pilot AS itu menyalahkan birokrasi yang tidak bisa cepat mengambil keputusan saat akan menyerang ISIS.
“Ada saat-saat kelompok militan ISIS ada dalam pandangan saya, tapi saya tidak bisa mendapatkan izin untuk terlibat,” keluh seorang pilot pesawat jet tempur F-18 AS yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
“Mereka (militan ISIS) mungkin membunuh orang yang tidak bersalah dan menebar kejahatan karena ketidakmampuan saya untuk membunuh mereka. Itu membuat saya frustrasi,” lanjut dia, yang dilansir Kamis (28/5/2015).
Sumber yang dekat dengan misi serangan udara terhadap ISIS kepada Fox News mengungkap bahwa serangan terhadap basis ISIS, rata-rata hanya di bawah satu jam. Setelah itu, pilot diperintahkan meninggalkan lokasi target.
Sementara itu, Angkatan Udara Komando Sentral AS, melalui seorang juru bicara membantah keluhan pilot-pilot AS tersebut. ”Kami membantah pengakuan bahwa serangan udara dilakukan rata-rata di bawah satu jam,” katanya. Menurutnya, serangan udara AS disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari target.
”Pemimpin kita telah mengatakan, ini adalah pertempuran jangka panjang, dan kami tidak akan mengasingkan warga sipil, pemerintah Irak atau mitra koalisi kami dengan memukul target tanpa pandang bulu,” lanjut pihak Angkatan Udara Komando Sentra AS.
Ketidakpuasan pilot militer AS dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu muncul dalam sebuah wawancara dengan Fox News. Para pilot AS itu menyalahkan birokrasi yang tidak bisa cepat mengambil keputusan saat akan menyerang ISIS.
“Ada saat-saat kelompok militan ISIS ada dalam pandangan saya, tapi saya tidak bisa mendapatkan izin untuk terlibat,” keluh seorang pilot pesawat jet tempur F-18 AS yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
“Mereka (militan ISIS) mungkin membunuh orang yang tidak bersalah dan menebar kejahatan karena ketidakmampuan saya untuk membunuh mereka. Itu membuat saya frustrasi,” lanjut dia, yang dilansir Kamis (28/5/2015).
Sumber yang dekat dengan misi serangan udara terhadap ISIS kepada Fox News mengungkap bahwa serangan terhadap basis ISIS, rata-rata hanya di bawah satu jam. Setelah itu, pilot diperintahkan meninggalkan lokasi target.
Sementara itu, Angkatan Udara Komando Sentral AS, melalui seorang juru bicara membantah keluhan pilot-pilot AS tersebut. ”Kami membantah pengakuan bahwa serangan udara dilakukan rata-rata di bawah satu jam,” katanya. Menurutnya, serangan udara AS disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari target.
”Pemimpin kita telah mengatakan, ini adalah pertempuran jangka panjang, dan kami tidak akan mengasingkan warga sipil, pemerintah Irak atau mitra koalisi kami dengan memukul target tanpa pandang bulu,” lanjut pihak Angkatan Udara Komando Sentra AS.
(mas)