Toko Ekstasi Pertama Dibuka di Amsterdam
A
A
A
AMSTERDAM - Sebuah kelompok sayap faksi politik di Belanda menyerukan legalisasi ekstasi. Kelompok Pemuda Demokrat, saya dari Partai Liberal Demokrat telah membuka toko ekstasi pertama di Amesterdam.
Alasan seruan legalisasi ekstasi di Belanda adalah untuk memperoleh ekstasi sebagai obat secara lebih aman, bukan melalui gembong narkoba. Kelompok itu menentang kriminalisasi terhadap orang-orang yang membutuhkan Methylene Dioxy Meth Amphetamine (MDMA) sebagai obat.
Toko itu resmi dibuka pada Senin lalu Rosmarijnsteed 10, di pusat kota Amsterdam. Anehnya, toko itu hanya dibuka untuk satu hari saja. Kelompok yang membuka toko ekstasi itu merupakan organisasi pemuda politik terbesar di Belanda.
“Kami tidak ingin melihat ke arah lain dan mengatakan pelarangan adalah pilihan terbaik karena hal itu tidak benar,” kata pejabat Internasional Pemuda Demokrat, Milan Asseis, yang dilansir dari situs deephouseamsterdam.com
“Jika Anda melihat ganja yang dikonsumsi, Belanda bukanlah negara dengan jumlah pengguna terbanyak. Hal ini menunjukkan pelegalan bukan berarti orang akan memakai obat-obatan lebih banyak lagi,” lanjut Asseis, yang juga dilansir Russia Today, Rabu (19/5/2015). “Legalisasi membuat berkurangnya kriminalitas,” imbuh dia.
Presiden Pemuda Demokrat, Dirkjan Tijs, menambahkan bahwa pengguna ekstasi di Belanda cukup banyak. ”Ada 40.000 orang yang menggunakan ekstasi secara bulanan, jadi itu cukup banyak, dan mereka semua membelinya di pasar gelap, dari penjual ilegal di jalan, dan Anda tidak tahu apa yang ada di dalam pil ekstasi, berapa banyak MDMA yang terkandung,” katanya.
Jalur ilegal itu, sambung Tijs, membuat para gembong ekstasi memasukkan racun mematikan.”Kadang-kadang ada yang diracuni dalam ekstasi yang dijual Oktober tahun lalu. Tiga orang meninggal karena ekstasi diracuni. Anda harus berhenti dengan kriminalisasi itu dan mulai melegalkannya,” imbuh dia.
Alasan seruan legalisasi ekstasi di Belanda adalah untuk memperoleh ekstasi sebagai obat secara lebih aman, bukan melalui gembong narkoba. Kelompok itu menentang kriminalisasi terhadap orang-orang yang membutuhkan Methylene Dioxy Meth Amphetamine (MDMA) sebagai obat.
Toko itu resmi dibuka pada Senin lalu Rosmarijnsteed 10, di pusat kota Amsterdam. Anehnya, toko itu hanya dibuka untuk satu hari saja. Kelompok yang membuka toko ekstasi itu merupakan organisasi pemuda politik terbesar di Belanda.
“Kami tidak ingin melihat ke arah lain dan mengatakan pelarangan adalah pilihan terbaik karena hal itu tidak benar,” kata pejabat Internasional Pemuda Demokrat, Milan Asseis, yang dilansir dari situs deephouseamsterdam.com
“Jika Anda melihat ganja yang dikonsumsi, Belanda bukanlah negara dengan jumlah pengguna terbanyak. Hal ini menunjukkan pelegalan bukan berarti orang akan memakai obat-obatan lebih banyak lagi,” lanjut Asseis, yang juga dilansir Russia Today, Rabu (19/5/2015). “Legalisasi membuat berkurangnya kriminalitas,” imbuh dia.
Presiden Pemuda Demokrat, Dirkjan Tijs, menambahkan bahwa pengguna ekstasi di Belanda cukup banyak. ”Ada 40.000 orang yang menggunakan ekstasi secara bulanan, jadi itu cukup banyak, dan mereka semua membelinya di pasar gelap, dari penjual ilegal di jalan, dan Anda tidak tahu apa yang ada di dalam pil ekstasi, berapa banyak MDMA yang terkandung,” katanya.
Jalur ilegal itu, sambung Tijs, membuat para gembong ekstasi memasukkan racun mematikan.”Kadang-kadang ada yang diracuni dalam ekstasi yang dijual Oktober tahun lalu. Tiga orang meninggal karena ekstasi diracuni. Anda harus berhenti dengan kriminalisasi itu dan mulai melegalkannya,” imbuh dia.
(mas)