Pemimpin Chechnya Tuduh Bom Boston Rekayasa AS

Senin, 18 Mei 2015 - 15:10 WIB
Pemimpin Chechnya Tuduh...
Pemimpin Chechnya Tuduh Bom Boston Rekayasa AS
A A A
MOSKOW - Dua hari setelah bomber Boston, Dzhokhar Tsarnaev, 21, divonis mati oleh pengadilan federal Amerika Serikat (AS), Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, menuduh pemboman itu sebagai rekayasa AS. Menurutnya, Dzhokhar Tsarnaev, hanya dijadikan “kambing hitam” oleh intelijen AS.

Komentar itu dia ungkap melalui akun Instagram-nya pada hari Minggu. ”Dzhokhar Tsarnaev dijatuhi hukuman mati. Berita ini tidak mengejutkan siapa pun. Badan-badan intelijen AS, yang dituduh terlibat dalam tragedi Boston, harus mencari korban,” tulis dia.

“Tsarnaev diserahkan kepada mereka sebagai korban,” lanjut dia, seperti dilansir IB Times, Senin (18/5/2015). ”Jika mereka (Tsarnaev bersaudara) sebenarnya melakukan serangan itu, saya tidak percaya bahwa intelijen khusus AS tidak tahu tentang hal itu,” imbuh Kadyrov.

Beberapa teori konspirasi telah terbentuk sejak serangan bom di arena marathon Boston pada 2013 lalu. Serangan bom “panci presto” itu menewaskan tiga orang dan melukai ratusan lainnya. Salah satu teori konspirasi yang pernah muncul menyebut bahwa Tsarnaev bersaudara (Tamerlan dan Dzokhar) adalah agen ganda CIA.

Kadyrov merupakan salah satu tokoh terkuat di Rusia. Sejak menggantikan pendahulunya, Alu Alkhanov, Kadyrov telah diberikan kebebasan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk memerintah wilayah tersebut sesuai keinginannya.

”Siapa yang bisa menjamin bahwa setelah mengirim Tsarnaev ke kematian, ternyata ia tidak ditemukan tidak bersalah? Hal ini sering terjadi di Amerika Serikat. Dia berusia sembilan tahun ketika ia tiba di Amerika Serikat, dan sekarang percaya Amerika membuatnya menjadi teroris,” imbuh Kadyrov.

Dzhokhar Tsarnaev adalah warga etnis Chechnya. Dia dijatuhi hukuman mati pada Jumat pekan lalu atas tuduhan terlibat dalam pemboman di arena marathon Boson tahun 2013. Kakaknya, Tamerlan Tsarnaev tewas ketika baku tembak dengan pasukan AS setelah pemboman di Boston.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1503 seconds (0.1#10.140)