Ingin Selamatkan Teman, Wartawan Jepang Hendak Dipenggal ISIS
A
A
A
RAQQA - Kisah wartawan perang Jepang, Kenji Goto yang diancam akan dipenggal algojo ISIS cukup tragis. Dia yang sudah aman, justru kembali ke Suriah demi menyelamatkan temannya yang disandera yakni, Haruna Yukawa.
Kedua warga Jepang itu bisa dilepaskan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asalkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, bersedia menebus dengan nominal US$200 juta atau sekitar Rp2,5 triliun. Waktu yang diberikan hanya 72 jam sejak Selasa kemarin.
Wartawan Jepang nekat kembali ke Suriah pada akhir Oktober 2014. Misinya, hanya untuk menyelamatkan temannya sesama warga Jepang, Haruna yang diculik ISIS di luar Aleppopada Agustus 2014.
Haruna yang bercita-cita menjadi kontraktor militer memilih mengbadikan hidupnya untuk misi kemanusiaan di Suriah, setelah istrinya meninggal karena kanker. (Baca: Sandera Dua Warga Jepang, ISIS Minta Tebusan Rp2,5 Triliun)
Sejak dua warga Jepang itu dinyatakan hilang, Departemen Luar Negeri Jepang sudah sibuk mencari informasi pada Agustus 2014. Namun, kabar mengejutkan ketika sebuah video yang dirilis ISIS menunjukkan kedua warga Jepang tersebut berlutut dengan mengenakan kaus oranye dan akan dipenggal algojo ISIS.
Haruna pertama kali bertemuKenji di Suriah pada bulan April 2014. Dia kemudian minta tolong kepada wartawan Jepang itu agar membawanya ke Irak. Haruna ingin tahu bagaimana penderitaan rakyat Irak di zona konflik. Mereka pun akhirnya pergi bersama-sama ke Irak pada Juni 2014. (Baca juga: Ancam Penggal Dua Warga Jepang, AS Kutuk ISIS)
”Dia malang dan tidak tahu apa yang dia lakukan. Dia membutuhkan seseorang yang berpengalaman untuk membantunya,” kata Kenji kepada Reuters Agustus 2014, atau sebelum ditangkap ISIS.
Kenji menjadi koresponden perang sejak 1996 untuk sejumlah kantor berita, termasuk NHK. ”Dia mengerti apa yang harus ia lakukan dan ia sangat berhati-hati,” kata Naomi Toyoda, Kamis (22/1/2015). Naomi adalah rekannya sesama wartawan ketika meliput di Yordania tahun 1990-an.
Kedua warga Jepang itu bisa dilepaskan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asalkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, bersedia menebus dengan nominal US$200 juta atau sekitar Rp2,5 triliun. Waktu yang diberikan hanya 72 jam sejak Selasa kemarin.
Wartawan Jepang nekat kembali ke Suriah pada akhir Oktober 2014. Misinya, hanya untuk menyelamatkan temannya sesama warga Jepang, Haruna yang diculik ISIS di luar Aleppopada Agustus 2014.
Haruna yang bercita-cita menjadi kontraktor militer memilih mengbadikan hidupnya untuk misi kemanusiaan di Suriah, setelah istrinya meninggal karena kanker. (Baca: Sandera Dua Warga Jepang, ISIS Minta Tebusan Rp2,5 Triliun)
Sejak dua warga Jepang itu dinyatakan hilang, Departemen Luar Negeri Jepang sudah sibuk mencari informasi pada Agustus 2014. Namun, kabar mengejutkan ketika sebuah video yang dirilis ISIS menunjukkan kedua warga Jepang tersebut berlutut dengan mengenakan kaus oranye dan akan dipenggal algojo ISIS.
Haruna pertama kali bertemuKenji di Suriah pada bulan April 2014. Dia kemudian minta tolong kepada wartawan Jepang itu agar membawanya ke Irak. Haruna ingin tahu bagaimana penderitaan rakyat Irak di zona konflik. Mereka pun akhirnya pergi bersama-sama ke Irak pada Juni 2014. (Baca juga: Ancam Penggal Dua Warga Jepang, AS Kutuk ISIS)
”Dia malang dan tidak tahu apa yang dia lakukan. Dia membutuhkan seseorang yang berpengalaman untuk membantunya,” kata Kenji kepada Reuters Agustus 2014, atau sebelum ditangkap ISIS.
Kenji menjadi koresponden perang sejak 1996 untuk sejumlah kantor berita, termasuk NHK. ”Dia mengerti apa yang harus ia lakukan dan ia sangat berhati-hati,” kata Naomi Toyoda, Kamis (22/1/2015). Naomi adalah rekannya sesama wartawan ketika meliput di Yordania tahun 1990-an.
(mas)