Belum Kibarkan Bendera 'Allah' di AS, Militan ISIS Tewas

Sabtu, 23 Agustus 2014 - 14:59 WIB
Belum Kibarkan Bendera Allah di AS, Militan ISIS Tewas
Belum Kibarkan Bendera 'Allah' di AS, Militan ISIS Tewas
A A A
WASHINGTON - Seorang militan ISIS yang berjanji untuk mengibarkan bendera bertuliskan “Allah” di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), telah tewas. Abu Mosa, nama militan ISIS itu belum memenuhi janjinya, namun sudah tewas dalam serangan di Suriah.

Departemen Luar Negeri AS, melansir informasi, bahwa Abu Mosa militan ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah itu tewas dalam serangan di pangkalan udara Tabqa, Suriah.

Mosa tewas dalam pertempuran sengit yang diduga melibatkan pasukan loyalis Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Mosa dikenal sebagai juru bicara ISIS. (Baca: Ada Foto ISIS dan Gedung Putih, AS Jadi Target?)

”Seorang pemimpin dan juru bicara kedua ISIS tewas dalam serangan di pangkalan udara Tabqa, di Suriah,” bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri AS, dalam akun Twitter-nya, seperti dikutip RT, semalam (22/8/2014).

Tweet akun departemen itu tidak secara khusus menyebutkan nama Mosa, sebagai militan ISIS yang tewas.

Namun, laman Independent, melaporkan bahwa sebuah akun Twitter pro-ISIS telah mengkonfirmasi bahwa korban militan ISIS yang tewas dalam serangan di Suriah itu adalah Mosa.”Saudara ini, Abu Mosa menjadi martir dalam serangan rudal tentara Suriah,” tulis media Inggris mengutip kicauan akun Twitter pro-ISIS.

Sosok Mosa sempat menjadi pemberitaan dunia, setelah dia mengancam akan berperang melawan AS. ”Saya mengatakan kepada Amerika bahwa Khilafah Islam telah didirikan,” katanya dalam sebuah film dokumenter.

“Jangan jadi pengecut dan menyerang kami dengan drone. Alih-alih mengirim tentara Anda, yang justru akan kita dipermalukan di Irak,” lanjut dia.

”Kami akan mempermalukan mereka di mana-mana, dan kami akan mengibarkan bendera ‘Allah’ di Gedung Putih,” imbuh dia.

Berita ini muncul hanya beberapa hari setelah video algojo ISIS memenggal jurnalis AS, James Foley beredar. Pemenggalan Foley telah memicu kecaman dari masyarakat internasional, termasuk dari Indonesia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3545 seconds (0.1#10.140)