Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte

Minggu, 25 September 2016 - 00:15 WIB
Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte
Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte
A A A
MANILA - Francisco Maneja, 27, pria pengguna methamphetamine kristal atau sabu-sabu ditembak empat kali oleh polisi dan berbaring dalam genangan darah di jalan gelap di Manila. Meski nyaris tewas, pengguna sabu-sabu ini mendukung perang narkoba yang dikobarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Francisco Maneja dikira sudah tewas setelah berbaring penuh darah selama lebih dari satu jam sebelum jurnalis foto tiba di lokasi kejadian dan melihatnya mengangkat tangan sambil berteriak “tolong saya”.

Dia mendukung perang narkoba yang diluncurkan Duterte, karena merasa disadarkan dengan tembakan yang nyaris merenggut nyawanya. Maneja merasa “bangkit dari kematian” setelah kejadian itu.

Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte


Sekarang, dia berada di tahanan penuh sesak bersama para tersangka narkoba lain di kantor polisi Manila. Sambil mengangkat tangannya yang diperban, ayah dua anak ini menceritakan kisah menyentuh hati di balik dukungannya dalam perang narkoba di Filipina.

”Hormat kami, saya mendukung presiden saya soal apa yang dia lakukan. Saya telah bangkit dari kematian. Ini pelajaran yang saya pelajari,” kata Maneja.

Sejak perang narkoba diluncurkan Duterte tiga bulan terakhir, korban tewas baik pengguna maupun gembong narkoba dilaporkan sudah mencapai lebih dari 3.500 orang. Mayoritas korban tewas bukan di tangan polisi, tapi oleh pembunuh tak dikenal yang mendukung perang narkoba di Filipina. Perang narkoba yang menewaskan ribuan orang itu telah dikritik pihak Gereja Katolik, PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Tapi di Manila, komunitas masyarakat telah rusak akibat narkoba. Perang narkoba telah membuat Duterte populer, termasuk di kalangan para pecandu narkoba.

Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte


Maneja dan polisi memiliki cerita yang berbeda-beda dari penembakan itu. Tapi, polisi tidak menyangka jika pengguna sabu-sabu itu masih hidup untuk menceritakan pengalaman ini.

Maneja mengakui dia menggunakan sabu-sabu tiga atau empat kali sehari. Dia mendapatkan uang dari pengemudi taksi sepeda motor roda tiga. Dia membantah sebagai pengedar narkoba.

Dia mengaku mengurangi penggunaan narkoba menjadi sekali atau dua kali dalam seminggu sejak Duterte mengancam akan membunuh pengguna dan pengedar narkoba dan memangsakan jasadnya pada ikan di Teluk Manila.

”Saya benar-benar memilih seorang presiden. Saya ingin menghentikan kebiasaan saya (sebagai pecandu),” katanya kepada Fairfax Media, kemarin. ”Saya punya istri dan dua anak untuk dirawat.”

Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte


Jejaknya sebagai pengguna narkoba tecium oleh polisi yang menyamar sebagai penumpang taksi sepeda motor roda tiga yang dia kemudikan. Dia kemudian dibawa ke kantor polisi dan dituduh sebagai penjual sabu-sabu sebelum akhirnya dipukuli.

Dia diberitahu polisi bahwa dia bisa dibebaskan jika dia menunjukkan siapa pengedar narkoba. Dia dibawa kembali ke sepeda motor roda tiga dan dibawa ke lokasi yang gelap dengan empat orang termasuk tersangka narkoba lainnya yang diidentifikasi bernama George Huggins.

Di lokasi gelap itulah, Maneja ditembak empat kali. Fotografer Manila Times, Dante Diosino, datang lebih dari satu jam kemudian ke lokasi kejadian setelah mendengar laporan ada dua mayat tergeletak di jalan di pinggiran Kota Malate, Manila, pada 13 September 2016 dini hari.

Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte


Diosino datang dengan jurnalis foto lainnya. ”Saya melihat dua mayat dan menganggap mereka mati. Saya pikir saya melihat satu gerakan dan kemudian berhenti, sekitar 10 menit kemudian, pria yang (terbaring), duduk berteriak minta tolong dan mengatakan bahwa pria yang mengendarai sepeda motor menembak dia,” kata Diosino. "Saya mendapat kejutan dalam hidup saya.”

Sebuah revolver ditemukan di sebelah Maneja, yang dia klaim bukan miliknya. Polisi berseragam kemudian membawa Maneja ke rumah sakit, di mana hasil tes darah menunjukkan bahwa dia pengguna narkoba jenis methamphetamine.

Maneja mengatakan banyak pengguna sabu-sabu mendukung Duterte, mantan Walikota Davoi berusia 71 tahun yang terkenal dengan ucapan “kotor” dan menerapkan aturan “tangan besi”.

Setelah peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya, Maneja kini sadar dan bersumpah tidak akan menyentuh narkoba lagi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4921 seconds (0.1#10.140)