Serangan Cyber Canggih Bobol Komputer Pemerintah Australia

Senin, 29 Agustus 2016 - 16:46 WIB
Serangan Cyber Canggih Bobol Komputer Pemerintah Australia
Serangan Cyber Canggih Bobol Komputer Pemerintah Australia
A A A
CANBERRA - Serangan cyber canggih berhasil membobol jaringan komputer Pemerintah Filipina, termasuk divisi elite Dapartemen Pertahanan yang memegang rencana sangat rahasia di bidang satelit komunikasi. Serangan cyber ini diduga dilakukan kelompok hacker yang berbasis di China.

Hal itu terungkap dari investigasi Four Corners. Divisi elite Departemen Pertahanan Australia yang jadi target serangan hacker itu adalah Defence Science Technology Group. Aksi serangan hacker sudah berlangsung dalam lima tahun terakhir.

Four Corners juga telah mengkonfirmasi Newsat Ltd, sebuah perusahaan satelit Australia yang asetnya yang dijual tahun lalu. Selain jaringan komputer Departemen Pertahanan Australia, jaringan komputer perusahan-perusahaan Australia juga jadi target peretasan.

Penasehat keamanan cyber Perdana Menteri Australia, Alastair MacGibbon, mengatakan bahwa jaringan komputer Pemerintah Australia diserang setiap hari. ”Kami tidak berbicara tentang semua pelanggaran yang terjadi,” katanya, seperti dikutip ABC, Senin (29/8/2016).

Mantan bos CIA, Michael Hayden, yang juga menjabat selama enam tahun sebagai kepala divisi mata-mata elektronik AS, National Security Agency (NSA), mengatakan bahwa Australia dan Amerika Serikat (AS) harus mengeraskan pertahanan dan melindungi data mereka dari serangan cyber asing.

”Ini adalah apa yang dilakukan negara dewasa satu sama lain,” ujarnya.

China telah dicurigai sebagai dalang dari serangan hacker terhadap jaringan komputer Pemerintah Australia. Namun, Kedutaan Besar China di Canberra membantah bahwa Beijing melakukan spionase cyber terhadap kepentingan Australia.

”Tuduhan itu benar-benar tidak berdasar dan palsu,” kata Kedutaan Besar China melalui seorang juru bicaranya.

”Seperti negara-negara lain, China menderita serangan cyber yang serius dan merupakan salah satu korban utama dari serangan hacking di dunia,” katanya lagi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4386 seconds (0.1#10.140)