Dokumen ISIS Ungkap Artefak Jarahan Dijual Melalui Turki
A
A
A
SHADDADI - Sebuah dokumen ISIS yang diperoleh kru dokumenter Russia Today mengungkap bahwa kelompok itu menjual artefak jarahan dari Suriah melalui rute Turki.
Dokumenter channel stasiun televisi Rusia itu sebelumnya menunjukkan sejumlah faktur penjualan minyak illegal kelompok Islamic State (ISIS) dengan Turki. Dokumenter ini dibuat di Kota Shaddadi, Provinsi Hasakah, Suriah, yang ditinggalkan kelompok ISIS setelah diserang pasukan Suriah.
Banyak artefak yang dijarah dari situs-situs kuno di Suriah seperti dari Palmyra dengan nilai jual masing-masing ribuan dolar Amerika Serikat (AS), telah menyebar di pasar-pasar antik mulai dari Eropa Timur hingga AS.
Dokumen penjualan artefak jarahan itu diperoleh kru dokumenter dari kelompok Kurdish People’s Protection Units atau YPG. Dokumen itu dikeluarkan oleh Kementerian Sumber Daya Alam yang didirikan ISIS yang di dalamnya mencakup “Departemen Artefak”.
”Salah satu dokumen baru adalah catatan yang memiliki kop surat yang sama dari Kementerian Sumber Daya Alam ISIS seperti faktur penjualan minyak, yang kita bahas terakhir kali,” kata seorang jurnalis yang terlibat pembuatan dokumenter dengan kondisi nama dan wajah disamarkan demi keselamatannya, yang ditayangkan Kamis (31/3/2016).
(Baca juga: Ini Bukti Faktur Dugaan Perdagangan Minyak ISIS dan Turki)
Dokumen yang disita pasukan Kurdi dari bekas hunian kelompok ISIS itu menyebut pria asal Turki di perbatasan terlibat.
Bunyi dokumen itu; ”Untuk saudara yang bertanggung jawab atas perbatasan, mohon membantu berjalannya saudara Hussein Hania Sarira melalui Anda bersama dengan pria asal Turki, seorang pedagang artefak, untuk tujuan bekerja dengan kami di Departemen Artefak di Kementerian Sumber Daya Alam. Semoga Tuhan memberkati Anda, saudara terkasih Abu Uafa At-Tunisi.”
Dokumenter itu juga menayangkan kepingan artefak yang masih tertinggal di sebuah lokasi di Kota Shaddadi, salah satunya keramik kuno.
Pemerintah Turki sudah berulang kali menepis bahwa mereka terlibat bisnis dengan ISIS. Namun, sejumlah pihak seperti Kurdi dan Suriah mengatakan sebaliknya.
Dokumenter channel stasiun televisi Rusia itu sebelumnya menunjukkan sejumlah faktur penjualan minyak illegal kelompok Islamic State (ISIS) dengan Turki. Dokumenter ini dibuat di Kota Shaddadi, Provinsi Hasakah, Suriah, yang ditinggalkan kelompok ISIS setelah diserang pasukan Suriah.
Banyak artefak yang dijarah dari situs-situs kuno di Suriah seperti dari Palmyra dengan nilai jual masing-masing ribuan dolar Amerika Serikat (AS), telah menyebar di pasar-pasar antik mulai dari Eropa Timur hingga AS.
Dokumen penjualan artefak jarahan itu diperoleh kru dokumenter dari kelompok Kurdish People’s Protection Units atau YPG. Dokumen itu dikeluarkan oleh Kementerian Sumber Daya Alam yang didirikan ISIS yang di dalamnya mencakup “Departemen Artefak”.
”Salah satu dokumen baru adalah catatan yang memiliki kop surat yang sama dari Kementerian Sumber Daya Alam ISIS seperti faktur penjualan minyak, yang kita bahas terakhir kali,” kata seorang jurnalis yang terlibat pembuatan dokumenter dengan kondisi nama dan wajah disamarkan demi keselamatannya, yang ditayangkan Kamis (31/3/2016).
(Baca juga: Ini Bukti Faktur Dugaan Perdagangan Minyak ISIS dan Turki)
Dokumen yang disita pasukan Kurdi dari bekas hunian kelompok ISIS itu menyebut pria asal Turki di perbatasan terlibat.
Bunyi dokumen itu; ”Untuk saudara yang bertanggung jawab atas perbatasan, mohon membantu berjalannya saudara Hussein Hania Sarira melalui Anda bersama dengan pria asal Turki, seorang pedagang artefak, untuk tujuan bekerja dengan kami di Departemen Artefak di Kementerian Sumber Daya Alam. Semoga Tuhan memberkati Anda, saudara terkasih Abu Uafa At-Tunisi.”
Dokumenter itu juga menayangkan kepingan artefak yang masih tertinggal di sebuah lokasi di Kota Shaddadi, salah satunya keramik kuno.
Pemerintah Turki sudah berulang kali menepis bahwa mereka terlibat bisnis dengan ISIS. Namun, sejumlah pihak seperti Kurdi dan Suriah mengatakan sebaliknya.
(mas)