AS Kuliahi Paus Fransiskus sebelum Bertemu Putin

Kamis, 11 Juni 2015 - 14:17 WIB
AS Kuliahi Paus Fransiskus sebelum Bertemu Putin
AS Kuliahi Paus Fransiskus sebelum Bertemu Putin
A A A
VATIKAN - Pemerintah Amerika Serikat (AS) “menguliahi” pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus (Francis) sebelum melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. AS menghendaki agar Paus bersikap keras pada Putin yang dituding melakukan agresi pada Ukraina.

Hanya beberapa jam sebelum pertemuan Paus Francis dan Putin, Duta Besar AS untuk Vatikan, Kenneth Hackett mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Paus tidak bersikap lunak pada pemimpin Kremlin itu.

“Vatikan bisa mengatakan lebih lanjut tentang keprihatinannya atas integritas teritorial,” kata Hackett. ”Mungkin ini adalah kesempatan bagi Bapa Suci untuk meningkatkan sikap pribadi atas kekhawatiran mereka (Rusia),” ujar Hackett.

”Paus Francis telah jelas telah dibuat sadar akan kekerasan di Ukraina dan tidak menyadari krisis itu,” lanjut Dubes AS itu.

Namun, “kuliah” AS terhadap Paus sepertinya tidak berpengaruh. Sebab, selama melakukan pertemuan satu jam dengan Presiden Putin, Paus tetap mengambil sikap netral.

Paus justru mendesak untuk semua pihak menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Ukraina timur, seperti yang sudah dilakukan Rusia. Paus juga setuju dengan pelaksaan kesepekatan damai di Minsk sebagai solusi atas krisis di Ukraina timur.

”Pentingnya hal itu disepakati untuk memulihkan iklim dialog dan bahwa semua pihak bertekad untuk melaksanakan perjanjian Minsk,” kata pihak Vatikan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Russia Today, Kamis (11/6/2015).

“Juga yang penting adalah komitmen untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang serius, termasuk dengan memastikan akses bantuan kemanusiaan dan dengan kontribusi semua pihak untuk relaksasi yang progresif di wilayah tersebut,” lanjut Vatikan.

Kremlin mengutuk sikap Washington yang berupaya mengganggu pembicaraan Paus dan Putin. Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan tindakan AS sudah jelas sebagai upaya mempengaruhi kebijakan luar negeri negara lain.

”Ini tentu saja upaya terang-terangan dalam menekan kedaulatan negara lain,” kata Peskov.”Sikap Ini yang tidak pernah disetujui Presiden Rusia.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5076 seconds (0.1#10.140)