1% Orang Terkaya Kuasai Dua Pertiga Kekayaan Baru Dunia

Selasa, 17 Januari 2023 - 08:03 WIB
loading...
1% Orang Terkaya Kuasai Dua Pertiga Kekayaan Baru Dunia
Kapal-kapal super mewah terlihat selama Monaco Yacht Show, salah satu pertunjukan kapal pesiar paling bergengsi di dunia yang digelar di pelabuhan Monaco, 22 September 2021. Foto/REUTERS/Eric Gaillard
A A A
DAVOS - Selama dua tahun terakhir, 1% orang terkaya telah mengumpulkan hampir dua pertiga dari semua kekayaan baru yang diciptakan di dunia.

Laporan baru itu dirilis oleh badan amal anti-kemiskinan Oxfam pada Senin (16/1/2023).

Menurut laporan tersebut, total kekayaan baru sebesar USD42 triliun telah tercipta sejak tahun 2020, dengan USD26 triliun atau 63% dari jumlah tersebut dikumpulkan oleh 1% orang super kaya teratas.

Sisa USD16 triliun dibagi di antara seluruh dunia.

“Seorang miliarder memperoleh sekitar USD1,7 juta untuk setiap USD1 kekayaan global baru yang diperoleh seseorang di 90% terbawah,” papar laporan tersebut, yang dirilis pada hari pembukaan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.



Kekayaan miliarder dilaporkan meningkat sebesar USD2,7 miliar per hari selama dua tahun terakhir.

Ini mengikuti satu dekade pencapaian bersejarah, dengan jumlah dan kekayaan miliarder berlipat ganda selama sepuluh tahun terakhir.

Penelitian Oxfam menyoroti kekayaan miliarder melonjak pada tahun 2022 dengan keuntungan makanan dan energi yang meningkat pesat.

Dikatakan 95 perusahaan makanan dan energi memiliki keuntungan lebih dari dua kali lipat tahun lalu.

Pada saat yang sama, setidaknya 1,7 miliar pekerja sekarang tinggal di negara-negara di mana inflasi melebihi upah.

Tak hanya itu, lebih dari 820 juta orang, kira-kira satu dari sepuluh orang di Bumi, kelaparan, menurut Oxfam.

“Sementara orang biasa berkorban setiap hari untuk hal-hal penting seperti makanan, orang super kaya bahkan telah melampaui impian terliar mereka,” ungkap Oxfam.

“Hanya dalam dua tahun, dekade ini sedang bersiap untuk menjadi yang terbaik bagi para miliarder, ledakan tahun 20-an yang menderu bagi orang-orang terkaya di dunia,” ujar Gabriela Bucher, direktur eksekutif Oxfam International.

Dia menambahkan, "Membebani pajak pada perusahaan-perusahaan super kaya dan besar adalah pintu keluar dari krisis yang tumpang tindih saat ini."

“Sudah waktunya kita menghancurkan mitos yang nyaman bahwa pemotongan pajak untuk hasil orang terkaya dalam kekayaan mereka entah bagaimana 'menetes' ke orang lain. Pemotongan pajak selama empat puluh tahun untuk orang super kaya telah menunjukkan bahwa gelombang pasang tidak mengangkat semua kapal, hanya superyacht,” pungkas dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2294 seconds (0.1#10.140)