68 Penumpang Pesawat Yeti Airlines yang Jatuh di Nepal Dipastikan Tewas
loading...
A
A
A
KATHMANDU - Jumlah korban tewas jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal , Minggu (15/1/2023), terus bertambah. Laporan terbaru Reuters menyebut 68 orang yang berada dalam pesawat nahas itu dilaporkan tewas. Pesawat ATR72 dari Kathmandu ke Pokhara itu membawa 68 penumpang dan empat awak kabin.
Hingga kini ratusan petugas penyelamat masih menjelajahi lereng bukit tempat pesawat Yeti Airlines itu jatuh. TV lokal menunjukkan petugas penyelamat berkerubung di sekitar bagian pesawat yang rusak. Beberapa tanah di dekat lokasi kecelakaan hangus, dengan jilatan api yang terlihat.
Kecelakaan itu adalah yang paling mematikan di Nepal sejak 1992, database Jaringan Keselamatan Penerbangan menunjukkan, ketika Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Kathmandu, menewaskan semua 167 orang di dalamnya.
“Pesawat melakukan kontak dengan bandara dari Seti Gorge pada pukul 10:50 (0505 GMT),” kata otoritas penerbangan dalam pernyataannya. Petugas penyelamat mengalami kesulitan mencapai lokasi di ngarai antara dua bukit dekat bandara kota wisata itu.
"Separuh pesawat berada di lereng bukit," kata Arun Tamu, seorang warga setempat, yang mengatakan kepada Reuters bahwa dia tiba di lokasi beberapa menit setelah pesawat jatuh. "Separuh lainnya telah jatuh ke ngarai sungai Seti," lanjutnya.
Seorang saksi mata lainnya, Khum Bahadur Chhetri mengatakan, dia menyaksikan dari atap rumahnya saat penerbangan mendekat.
"Saya melihat pesawat bergetar, bergerak ke kiri dan ke kanan, lalu tiba-tiba hidungnya menukik dan jatuh ke jurang," kata Chhetri kepada Reuters. Ia juga menambahkan bahwa penduduk setempat membawa dua penumpang ke rumah sakit.
Laporan soal adanya penumpang yang dibawa ke rumah sakit memang sempat mengemuka. "Dua warga Nepal berada di rumah sakit dalam kondisi yang sangat serius," kata seorang sumber di Bandara Internasional Pokhara kepada TASS.
Dalam pesawat Yeti Airlines itu ada 72 orang, termasuk 53 orang Nepal, empat orang Rusia, lima orang India, dua orang Korea Selatan dan satu orang Irlandia, satu orang Argentina, satu orang Australia, dan satu orang Prancis.
Hingga kini ratusan petugas penyelamat masih menjelajahi lereng bukit tempat pesawat Yeti Airlines itu jatuh. TV lokal menunjukkan petugas penyelamat berkerubung di sekitar bagian pesawat yang rusak. Beberapa tanah di dekat lokasi kecelakaan hangus, dengan jilatan api yang terlihat.
Kecelakaan itu adalah yang paling mematikan di Nepal sejak 1992, database Jaringan Keselamatan Penerbangan menunjukkan, ketika Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat mendekati Kathmandu, menewaskan semua 167 orang di dalamnya.
“Pesawat melakukan kontak dengan bandara dari Seti Gorge pada pukul 10:50 (0505 GMT),” kata otoritas penerbangan dalam pernyataannya. Petugas penyelamat mengalami kesulitan mencapai lokasi di ngarai antara dua bukit dekat bandara kota wisata itu.
"Separuh pesawat berada di lereng bukit," kata Arun Tamu, seorang warga setempat, yang mengatakan kepada Reuters bahwa dia tiba di lokasi beberapa menit setelah pesawat jatuh. "Separuh lainnya telah jatuh ke ngarai sungai Seti," lanjutnya.
Seorang saksi mata lainnya, Khum Bahadur Chhetri mengatakan, dia menyaksikan dari atap rumahnya saat penerbangan mendekat.
"Saya melihat pesawat bergetar, bergerak ke kiri dan ke kanan, lalu tiba-tiba hidungnya menukik dan jatuh ke jurang," kata Chhetri kepada Reuters. Ia juga menambahkan bahwa penduduk setempat membawa dua penumpang ke rumah sakit.
Laporan soal adanya penumpang yang dibawa ke rumah sakit memang sempat mengemuka. "Dua warga Nepal berada di rumah sakit dalam kondisi yang sangat serius," kata seorang sumber di Bandara Internasional Pokhara kepada TASS.
Dalam pesawat Yeti Airlines itu ada 72 orang, termasuk 53 orang Nepal, empat orang Rusia, lima orang India, dua orang Korea Selatan dan satu orang Irlandia, satu orang Argentina, satu orang Australia, dan satu orang Prancis.
(esn)