Kremlin Tak Terima Dituding Ingin Pecah Ukraina Seperti Korea
loading...
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tuduhan Rusia diam-diam menegosiasikan diakhirinya konflik Ukraina sebagaimana Perang Korea berakhir adalah salah.
Pejabat Rusia itu menyebut "hoax" laporan pekan lalu di Ukraina bahwa Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Rusia Dmitry Kozak terlibat dalam misi diplomatik rahasia untuk menyelesaikan konflik Ukraina.
Kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina Aleksey Danilov mengklaim selama wawancara TV pekan lalu bahwa Kozak "bertindak" dan mengadakan pertemuan dengan pejabat Eropa "untuk memaksa kami menandatangani" kesepakatan damai.
Dia menyatakan Rusia ingin membagi Ukraina seperti Semenanjung Korea terbelah pada tahun 1953, setelah konflik bersenjata yang menghancurkan selama tiga tahun. “Kiev tidak akan menerima kesepakatan seperti itu,” ujar Danilov.
Peskov menyebut kontak apa pun antara Kozak dan pejabat UE yang dirujuk Danilov mungkin melibatkan orang yang berbeda dengan nama belakang yang sama, mungkin seorang anggota parlemen Ukraina.
Taras Kozak adalah politisi Ukraina yang terpilih menjadi anggota parlemen negara itu pada tahun 2019 dan bergabung dengan faksi Partai Oposisi Untuk Kehidupan.
Partai tersebut telah berulang kali diserang pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky karena diduga memiliki agenda pro-Rusia, tetapi para anggotanya bersikeras mereka adalah korban penganiayaan politik.
Pada awal 2021, Dewan Keamanan Ukraina memberlakukan sanksi pribadi terhadap Kozak dan ketua partai, Viktor Medvedchuk.
Pejabat Rusia itu menyebut "hoax" laporan pekan lalu di Ukraina bahwa Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Rusia Dmitry Kozak terlibat dalam misi diplomatik rahasia untuk menyelesaikan konflik Ukraina.
Kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina Aleksey Danilov mengklaim selama wawancara TV pekan lalu bahwa Kozak "bertindak" dan mengadakan pertemuan dengan pejabat Eropa "untuk memaksa kami menandatangani" kesepakatan damai.
Dia menyatakan Rusia ingin membagi Ukraina seperti Semenanjung Korea terbelah pada tahun 1953, setelah konflik bersenjata yang menghancurkan selama tiga tahun. “Kiev tidak akan menerima kesepakatan seperti itu,” ujar Danilov.
Peskov menyebut kontak apa pun antara Kozak dan pejabat UE yang dirujuk Danilov mungkin melibatkan orang yang berbeda dengan nama belakang yang sama, mungkin seorang anggota parlemen Ukraina.
Taras Kozak adalah politisi Ukraina yang terpilih menjadi anggota parlemen negara itu pada tahun 2019 dan bergabung dengan faksi Partai Oposisi Untuk Kehidupan.
Partai tersebut telah berulang kali diserang pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky karena diduga memiliki agenda pro-Rusia, tetapi para anggotanya bersikeras mereka adalah korban penganiayaan politik.
Pada awal 2021, Dewan Keamanan Ukraina memberlakukan sanksi pribadi terhadap Kozak dan ketua partai, Viktor Medvedchuk.