Taliban Kecam Pengakuan Pangeran Harry tentang Bidak Catur Pembunuhan 25 Orang

Sabtu, 07 Januari 2023 - 02:02 WIB
loading...
Taliban Kecam Pengakuan Pangeran Harry tentang Bidak Catur Pembunuhan 25 Orang
Pangeran Harry berlari keluar dari tenda kesiapan sangat tinggi bersama sesama anggota kru, untuk menaiki helikopter Apache di Camp Bastion, Afghanistan selatan, pada 2012. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Para pemimpin senior Taliban mengkritik Pangeran Inggris Harry setelah mengakui dalam memoarnya membunuh 25 orang di Afghanistan.

Pangeran Harry menggambarkan mereka sebagai "bidak catur" di atas papan.

Sang pangeran telah merinci waktunya sebagai pilot helikopter militer, pertama sebagai pengontrol udara depan pada tahun 2007 dan lagi pada tahun 2012 ketika dia menjadi co-pilot penembak.

Pengakuan rinci itu terungkap dalam bukunya berjudul “Spare.”

Memoar tersebut, yang mulai dijual di Spanyol beberapa hari sebelum peluncuran globalnya pada 10 Januari, telah menjadi berita utama karena pengungkapannya yang mendalam tentang keretakan antara Pangeran Harry dan saudara kandungnya, Pangeran William.



Dalam satu bab buku itu, Pangeran Harry (38) merinci dua perjalanannya ke Afghanistan, serta jumlah orang yang dia bunuh.

Dia menulis, “Itu bukanlah statistik yang membuat saya bangga tetapi juga tidak membuat saya malu, ketika saya mendapati diri saya tenggelam dalam panas dan kebingungan pertempuran, saya tidak menganggap 25 orang itu sebagai manusia.”

“Itu adalah bidak catur yang dikeluarkan dari papan; orang jahat disingkirkan sebelum mereka bisa membunuh orang baik,” ungkap dia.



Anas Haqqani, pemimpin gerakan Taliban di Afghanistan, mengecam komentar "bidak catur" sang pangeran.

Dia menulis tweet, “Tuan Harry! Yang kamu bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia; mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka.”

“Di antara para pembunuh warga Afghanistan, tidak banyak yang memiliki kesopanan Anda untuk mengungkapkan hati nurani mereka dan mengakui kejahatan perang mereka.”

“Kenyataannya adalah apa yang kamu katakan. Orang-orang kami yang tidak bersalah adalah bidak catur bagi tentara, militer, dan pemimpin politik Anda. Tetap saja, Anda dikalahkan dalam 'permainan' kotak putih dan hitam itu,” ujar Anas Haqqani.

“Saya tidak berharap Mahkamah Internasional (ICC) akan memanggil Anda, atau para aktivis hak asasi manusia akan mengutuk Anda, karena mereka tuli dan buta terhadap Anda,” ujar dia.

Dia menambahkan, “Tapi mudah-mudahan kekejaman ini akan dikenang dalam sejarah umat manusia.”

Abdul Qahar Balkhi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban, juga mengkritik sang pangeran.

Dia menegaskan, "Pendudukan barat di Afghanistan benar-benar merupakan momen menjijikkan dalam sejarah manusia, dan komentar Pangeran Harry adalah mikrokosmos dari trauma yang dialami warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan yang membunuh orang tak berdosa tanpa pertanggungjawaban apa pun."

Ketika ditanya tentang komentar kerajaan, juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, "Kami tidak mengomentari rincian operasional untuk alasan keamanan."

Namun, Kolonel Richard Kemp, yang memimpin pasukan Inggris di Afghanistan pada tahun 2003 sebelum pensiun, mengatakan kepada Sky News bahwa komentar Pangeran Harry tentang target yang "kurang dari manusia" itu berbahaya.

Dia mengatakan pernyataan Harry itu mungkin dinilai buruk karena dua alasan. “Salah satunya adalah pengakuannya bahwa dia membunuh 25 orang akan menghasut kembali orang-orang yang ingin mencelakai dia.”

Kemp juga mengatakan orang-orang yang mendukung Taliban sekarang mungkin "termotivasi untuk membunuh Harry" karena ingatan yang mungkin "dibangkitkan" oleh apa yang dia katakan.

Perwakilan Pangeran Harry belum berkomentar. Buntut dari memoar itu tampaknya akan semakin panjang, tak hanya terkait masalah pembunuhan itu, tapi juga isu lain.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1236 seconds (0.1#10.140)