Ukraina Sebut Rusia Lancarkan Serangan Setelah Umumkan Gencatan Senjata
loading...
A
A
A
KIEV - Pasukan Rusia menyerang kota Kramatorsk di Ukraina timur pada hari Jumat (6/1/2023) setelah dimulainya gencatan senjata sepihak Rusia. Hal itu diungkapkan wakil kepala administrasi kepresidenan Ukraina.
“Para penjajah menghantam kota dengan roket dua kali,” kata Kyrylo Tymoshenko di media sosial, menambahkan bahwa sebuah bangunan tempat tinggal telah dihantam tetapi tidak ada korban seperti dikutip dari Al Arabiya.
Wartawan AFP mendengar tembakan keluar dan masuk di kota garis depan Bakhmut di Ukraina timur pada hari Jumat setelah 09.00 waktu setempat ketika gencatan senjata Rusia seharusnya mulai berlaku.
Tembakan artileri lebih ringan daripada beberapa hari terakhir dan jalan-jalan kota yang sebagian besar dibom mayoritas kosong kecuali untuk kendaraan militer.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan gencatan senjata selama 36 jam untuk menghormati perayaan Natal Kristen Ortodoks. Itu dimulai pada Jumat siang hari dan berakhir pada tengah malam pada hari Sabtu.
Perintah Putin kepada tentara Rusia untuk gencatan senjata tersebut diumumkan untuk menuruti permintaan Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patiark Kirill.
Sebagian besar Gereja Ortodoks, termasuk yang ada di Rusia dan Ukraina, menggunakan beberapa versi kalender Julian untuk kebaktian liturgi, sehingga Hari Natal jatuh pada tanggal 7 Januari menurut kalender Gregorian.
Patriark Kirill menyerukan gencatan senjata selama 36 jam mulai Jumat siang, sehingga umat Ortodoks dapat menghadiri kebaktian.
“Dilihat dari fakta bahwa banyak warga yang mempraktikkan agama Ortodoks tinggal di daerah yang diperangi, kami menyerukan kepada pihak Ukraina untuk mengumumkan penghentian permusuhan dan memberi mereka kesempatan untuk menghadiri kebaktian pada Malam Natal dan Hari Natal,” bunyi pernyataan Kremlin.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik pengumuman Rusia tersebut.
“Kemungkinan para pihak menunjukkan rasa hormat dan menghentikan permusuhan selama masa suci ini selalu disambut baik oleh Sekretaris Jenderal,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.
“Para penjajah menghantam kota dengan roket dua kali,” kata Kyrylo Tymoshenko di media sosial, menambahkan bahwa sebuah bangunan tempat tinggal telah dihantam tetapi tidak ada korban seperti dikutip dari Al Arabiya.
Wartawan AFP mendengar tembakan keluar dan masuk di kota garis depan Bakhmut di Ukraina timur pada hari Jumat setelah 09.00 waktu setempat ketika gencatan senjata Rusia seharusnya mulai berlaku.
Tembakan artileri lebih ringan daripada beberapa hari terakhir dan jalan-jalan kota yang sebagian besar dibom mayoritas kosong kecuali untuk kendaraan militer.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan gencatan senjata selama 36 jam untuk menghormati perayaan Natal Kristen Ortodoks. Itu dimulai pada Jumat siang hari dan berakhir pada tengah malam pada hari Sabtu.
Perintah Putin kepada tentara Rusia untuk gencatan senjata tersebut diumumkan untuk menuruti permintaan Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patiark Kirill.
Sebagian besar Gereja Ortodoks, termasuk yang ada di Rusia dan Ukraina, menggunakan beberapa versi kalender Julian untuk kebaktian liturgi, sehingga Hari Natal jatuh pada tanggal 7 Januari menurut kalender Gregorian.
Patriark Kirill menyerukan gencatan senjata selama 36 jam mulai Jumat siang, sehingga umat Ortodoks dapat menghadiri kebaktian.
“Dilihat dari fakta bahwa banyak warga yang mempraktikkan agama Ortodoks tinggal di daerah yang diperangi, kami menyerukan kepada pihak Ukraina untuk mengumumkan penghentian permusuhan dan memberi mereka kesempatan untuk menghadiri kebaktian pada Malam Natal dan Hari Natal,” bunyi pernyataan Kremlin.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik pengumuman Rusia tersebut.
“Kemungkinan para pihak menunjukkan rasa hormat dan menghentikan permusuhan selama masa suci ini selalu disambut baik oleh Sekretaris Jenderal,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.
(ian)