Pangeran Harry Bunuh 25 Orang di Afghanistan saat Jadi Pilot Tempur Inggris

Jum'at, 06 Januari 2023 - 07:14 WIB
loading...
Pangeran Harry Bunuh...
Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris mengaku telah membunuh 25 orang selama bertugas jadi pilot tempur helikopter Apache Inggris di Afghanistan. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris telah mengakui membunuh 25 orang selama bertugas sebagai pilot tempur helikopter Apache di Afghanistan .

Pengakuan putra Raja Charles III ini dilaporkan media Inggris, Daily Telegraph, pada hari Kamis dengan mengutip otobiografi yang akan segera diterbitkan.

Duke of Sussex berusia 38 tahun itu pernah menjalani dua tugas melawan Taliban. Pertama sebagai pengontrol udara yang menyerukan serangan udara pada 2007-2008, dan kedua menerbangkan helikopter serang pada 2012-2013.

Dalam buku berjudul "Spare", yang akan terbit minggu depan, Pangeran Harry mengatakan dia melakukan enam misi sebagai pilot tempur yang membuatnya mengambil nyawa manusia.



Dia mengatakan dirinya tidak bangga atau pun malu melakukannya dan menggambarkan menghilangkan target seperti mengeluarkan "bidak catur" dari papan.

Pangeran Harry bertugas selama 10 tahun di Angkatan Darat Kerajaan Inggris, naik ke pangkat kapten, dan menggambarkan waktunya di militer sebagai tahun pembentukannya.

Tur pertamanya dilakukan di bawah pembungkaman berita yang ketat untuk alasan keamanan, yang disetujui oleh media Inggris. Dia terpaksa pulang ketika sebuah publikasi asing melanggar embargo.

Dia tidak pernah secara terbuka membahas berapa banyak milisi Taliban yang dia bunuh.

Kamera video yang dipasang di hidung helikopter Apache memungkinkan dia menilai misinya--dan menentukan dengan pasti berapa banyak yang telah dia bunuh.

"Angka saya 25. Ini bukan angka yang membuat saya puas, tapi juga tidak membuat saya malu," katanya dalam buku tersebut, seperti dikutip AFP, Jumat (6/1/2023).



Dia membenarkan tindakannya karena ingatannya tentang serangan teroris 11 September 2001 atau serangan 9/11 di Amerika Serikat, dan setelah bertemu dengan keluarga korban.

"Mereka yang bertanggung jawab dan simpatisan mereka adalah musuh kemanusiaan dan melawan mereka adalah tindakan balas dendam atas kejahatan terhadap kemanusiaan," paparnya.

Harry sejak itu menyuarakan keprihatinan tentang keamanannya, bukan hanya karena status bangsawan kerajaannya tetapi juga karena waktunya melawan kelompok ekstremis.

DailyTelegraph mengutip kutipan dari otobiografi versi Spanyol yang diperolehnya setelah secara keliru dijual di toko buku pada hari Kamis sebelum akhirnya ditarik.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1279 seconds (0.1#10.140)