Penasihat WHO Serukan China Serahkan Data Realistis Covid-19

Selasa, 03 Januari 2023 - 23:24 WIB
loading...
Penasihat WHO Serukan...
Penasihat WHO serukan China serahkan data realistis Covid-19. Foto/Ilustrasi
A A A
JENEWA - Ilmuwan terkemuka yang menasihati Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka menginginkan "gambaran yang lebih realistis" tentang situasi Covid-19 dari para ahli top China . Permintaan itu disampaikan pada pertemuan penting WHO pada Selasa (3/1/2023) di tengah kekhawatiran tentan penyebaran cepat virus tersebut.

WHO telah mengundang para ilmuwan China ke pertemuan tertutup virtual dengan kelompok penasehat teknisnya tentang evolusi virus hari ini, untuk menyajikan data tentang varian mana yang beredar di negara tersebut. Pertemian itu tidak terbuka untuk umum atau media.

China mencabut langkah-langkah "nol-Covid" pada Desember 2022. Kasus Covid-19 sekarang melonjak, meskipun data resmi tidak merata.

"Kami ingin melihat gambaran yang lebih realistis tentang apa yang sebenarnya terjadi," kata Profesor Marion Koopmans, ahli virologi Belanda yang duduk di komite WHO seperti dikutip dari Channel News Asia.

Berbicara kepada Reuters menjelang pertemuan, dia mengatakan beberapa data dari China, seperti jumlah rawat inap, "tidak terlalu kredibel".



"Adalah kepentingan China sendiri untuk tampil dengan informasi yang lebih andal," imbuhnya.

Profesor Tulio de Oliveira, seorang ilmuwan Afrika Selatan yang juga duduk di komite dan timnya telah mendeteksi sejumlah varian baru, mengatakan "tentu saja" akan baik untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari China, tetapi ini juga berlaku secara global.

Sejauh ini, data pengurutan dari China yang diberikan ke hub GISAID online menunjukkan varian yang beredar di sana merupakan cabang dari Omicron, sejalan dengan varian yang dominan di seluruh dunia.

Koopmans dan rekan-rekannya berharap untuk membahas informasi serupa pada pertemuan WHO pada hari ini, dengan para ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Pertemuan kelompok adalah komite ahli internasional yang telah berkumpul selama pandemi, dan secara teratur menerima pengarahan dari negara-negara yang mengalami gelombang besar infeksi atau varian baru.

Koopmans mengatakan mereka hanya melihat "sebagian kecil" dari kasus China yang diurutkan sejauh ini - sekitar 700 - dan menyerukan pembentukan jaringan pengawasan global untuk melacak SARS-CoV-2.



"Saat ini, apa yang kami dapatkan sangat tidak merata, tetapi itu juga menjadi kenyataan di belahan dunia lain," katanya.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa WHO belum menerima data dari China tentang rawat inap Covid-19 yang baru sejak Beijing mencabut kebijakan nol-Covidnya, mendorong beberapa ahli kesehatan untuk mempertanyakan apakah mungkin menyembunyikan informasi tentang tingkat wabahnya.

De Oliveira mengkritik pengenaan pembatasan perjalanan oleh beberapa negara terhadap China, sesuatu yang dialami Afrika Selatan setelah mengingatkan dunia akan varian Beta dan Omicron.

"Satu hal yang harus kita lakukan tiga tahun setelah pandemi adalah belajar dari kesalahan kita... Untuk mendorong suatu negara berbagi lebih banyak data, cara terbaik adalah mendukung mereka dan tidak mendiskriminasi mereka dengan pembatasan yang membatasi perjalanan," katanya.

Sementara itu seorang juru bicara WHO mengatakan bahwa "diskusi terperinci" diharapkan tentang varian yang beredar di China, dan secara global, dengan ilmuwan China diharapkan untuk membuat presentasi.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
5 Negara yang Wilayahnya...
5 Negara yang Wilayahnya Pernah Diklaim Milik China, Siapa Saja?
Profil China Coast Guard,...
Profil China Coast Guard, Kapal Monster China yang Muncul di dekat Pulau Sandy Cay Filipina
3 Penyebab Kapal China...
3 Penyebab Kapal China Muncul di Perairan Filipina, Salah Satunya Berkaitan dengan AS
5 Fakta Mahathir Mohamad,...
5 Fakta Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia Sebut Singapura Diambil Orang China dari Bangsa Melayu
Di Mana Pulau Sandy...
Di Mana Pulau Sandy Cay yang Diklaim China dan Filipina sebagai Wilayahnya?
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
3 Negara yang Memperebutkan...
3 Negara yang Memperebutkan Kashmir, Siapa yang Berhak?
7 Fakta Menarik Tentang...
7 Fakta Menarik Tentang Konklaf Gereja Katolik yang Memilih Paus Berikutnya
Marak Tentara AS Perkosa...
Marak Tentara AS Perkosa Perempuan Jepang, Polisi Gelar Patroli
Rekomendasi
Hiu Goblin Superlangka...
Hiu Goblin Superlangka Difilmkan untuk Pertama Kalinya
KB Bank Bukopin Catat...
KB Bank Bukopin Catat Laba Bersih Konsolidasi Rp352 Miliar di Kuartal I-2025
Sinopsis Sinetron Mencintaimu...
Sinopsis Sinetron Mencintaimu Sekali Lagi Eps 129: Terungkapnya Kehamilan Arini dan Terguncangnya Emil
Berita Terkini
Kebakaran Israel Berkobar...
Kebakaran Israel Berkobar Mendekati Yerusalem pada Hari Kedua, Zionis Darurat Nasional
43 menit yang lalu
Demi Proyek Baru, Yordania...
Demi Proyek Baru, Yordania Usir Paksa 101 Warga Palestina dari Kamp Pengungsi Tak Resmi
1 jam yang lalu
Inggris Berunding dengan...
Inggris Berunding dengan Prancis dan Arab Saudi untuk Akui Negara Palestina pada Juni
2 jam yang lalu
Profil Norman Briski,...
Profil Norman Briski, Aktor Yahudi yang Dituduh Anti-Semit Gara-gara Membela Gaza
3 jam yang lalu
Rusia Peringatkan Barat...
Rusia Peringatkan Barat Tingkatkan Terorisme Maritim
3 jam yang lalu
Israel Tuduh Mendiang...
Israel Tuduh Mendiang Paus Fransiskus Antisemit, Apa Artinya?
5 jam yang lalu
Infografis
Penampakan Jet Tempur...
Penampakan Jet Tempur 3 Mesin Tanpa Ekor Milik China Bikin Heboh
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved