China Dihantam Gelombang Baru Covid-19, Xi Jinping Serukan Persatuan

Minggu, 01 Januari 2023 - 11:34 WIB
loading...
China Dihantam Gelombang...
Presiden China Xi Jinping serukan persatuan di tengah gelombang baru Covid-19 yang menghantam negaranya. Foto/Al Arabiya
A A A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping menyerukan lebih banyak upaya dan persatuan saat negara itu memasuki "fase baru" dalam pendekatannya untuk memerangi pandemi. Ini adalah pernyataan pertamanya yang ditujukan kepada publik tentang Covid-19 sejak pemerintahnya mengubah arah tiga minggu lalu.

China telah lalu telah melonggarkan kebijakan penguncian dan pengujian massal yang ketat sebagai bagian dari kebijakan Nol-Covid.

Dalam pidato yang disiarkan televisi untuk menandai Tahun Baru, Jinping mengatakan China telah mengatasi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pertempuran melawan Covid-19, dan kebijakannya "dioptimalkan" ketika situasi dan waktu sangat dibutuhkan.



"Sejak merebaknya epidemi...mayoritas kader dan massa, terutama tenaga medis, pekerja akar rumput menghadapi kesulitan dan dengan berani bertahan," kata Jinping.

“Saat ini pencegahan dan pengendalian wabah memasuki babak baru, masih masa perjuangan, semua orang tekun serta bekerja keras, dan fajar sudah di depan mata. Ayo bekerja lebih keras lagi, kegigihan berarti kemenangan, dan persatuan berarti kemenangan,” serunya seperti dikutip dari AsiaOne, Minggu (1/1/2023).

Beijing awal bulan ini membatalkan pendekatan nol-Covid khasnya berdasarkan pengujian massal, karantina terpusat, dan penguncian yang telah dipertahankannya selama hampir tiga tahun.



Peralihan kebijakan telah menyebabkan gelombang infeksi di seluruh negeri, penurunan lebih lanjut dalam kegiatan ekonomi dan kekhawatiran internasional, dengan Inggris dan Prancis menjadi negara terbaru yang memberlakukan pembatasan pada pelancong dari China.

Keputusan China untuk mengabaikan kebijakan nol-Covid menyelaraskannya dengan dunia yang sebagian besar telah dibuka kembali untuk hidup dengan virus tersebut.

Langkah tersebut mengikuti protes publik yang belum pernah terjadi sebelumnya atas kebijakan yang diperjuangkan oleh Xi, menandai pertunjukan pembangkangan publik yang paling kuat dalam kepresidenannya yang berusia satu dekade dan bertepatan dengan angka pertumbuhan yang suram untuk ekonomi China senilai USD17 triliun.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1505 seconds (0.1#10.140)