Profil Bureau 121, Badan Siber Militer Korea Utara yang Mampu Rampok Uang dari Pasar Kripto Dunia

Kamis, 29 Desember 2022 - 20:31 WIB
loading...
Profil Bureau 121, Badan...
Pemimpin Korut Kim Jong-un berada di depan komputer di pusat Sains Teknologi di Pyongyang. Foto/REUTERS
A A A
PYONGYANG - Bureau 121 merupakan unit peretasan Korea Utara (Korut) yang bekerja di bawah Biro Umum Pengintaian atau agen mata-mata khusus.

Menurut Global Security, di Korea Utara, peretas adalah bagian dari pasukan militer sejak 2013 silam.

Pemimpin Korut Kim Jong-un sempat mengungkapkan, perang dunia maya bersama dengan senjata nuklir dan misil adalah "pedang serba guna" yang menjamin kemampuan serangan militer.

Laporan yang diungkapkan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) menjelaskan, Korea Utara sekarang memiliki lebih dari 6.000 peretas yang ditempatkan di negara-negara seperti Belarusia, China, India, Malaysia, Rusia, dan lainnya.



Operasi tersebut bernama North Korean Tactics, menunjukkan para peretas tidak secara eksklusif meluncurkan serangan siber dari Korea Utara itu sendiri, karena negara-negara tersebut tidak memiliki infrastruktur teknologi informasi (TI) untuk menyebarkan kampanye besar-besaran.

Nantinya operasi tersebut akan dipantau dan diawasi Bureau 121 yang telah lama menjadi unit panduan perang dunia maya milik Korea Utara.

Dilansir dari techrobot.com, Bureau 121 dibentuk pertama kali pada 1980-an dan mulai berkembang pesat sejak tahun 1998.



Badan ini dibentuk untuk menjalankan operasi demi mengambil uang dari organisasi di seluruh dunia.

Bureau 121 yang berada di bawah RGB (Reconnaissance General Bureau) diduga bertanggungjawab atas peretasan yang terjadi pada Sony Pictures Entertainment pada 2014 lalu.

RGB juga diduga memilih sendiri anggota yang akan bekerja di Bureau 121 berdasarkan bakat peretasan dan komputasi.

Diperkirakan RGB mengendalikan lebih dari 6.000 peretas yang didukung oleh lebih dari 1.000 anggota staf teknis.

Peretas Korea Utara ini berspesialisasi dalam sabotase dan spionase luar negeri. Hal ini membuat seluruh negara akan waspada akan tindak tanduk organisasi berbahaya ini.

Beberapa kasus yang disebabkan peretas Korea Utara ini juga kerap bermunculan di media. Kasus yang baru baru ini terjadi adalah perampokan terhadap pasar kripto dunia.

Pada bulan April 2022, Amerika Serikat mengidentifikasi terdapat hacker Korea Utara yang telah mencuri USD 620 juta (Rp9,7 triliun) dalam mata uang kripto dari video game Axie Infinity.

Melansir dari New York Times, Korea Utara merupakan negara miskin, dan terisolasi, mereka juga telah lama melakukan kegiatan terlarang untuk mendapatkan uang, seperti memperdagangkan senjata, obat obatan, dan uang palsu.

Pencurian mata uang kripto ini bukan pertama kalinya terjadi. Pada tahun 2017 peretas Korea Utara sempat mencuri USD571 juta (Rp 9 triliun) dari trading mata uang kripto.

Karena itu Bureau 121 dianggap punya tanggungjawab yang besar atas tindakannya yang memunculkan banyak kerugian di sektor swasta.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1005 seconds (0.1#10.140)