AS Terbangkan Pembom dan Jet Siluman Usai Adik Kim Jong-un Tebar Ancaman

Selasa, 20 Desember 2022 - 18:45 WIB
loading...
AS Terbangkan Pembom...
AS terbangkan pesawat pembom berkemampuan nuklir B-52 dan jet tempur siluman F-22 usai adik Kim Jong-un menebar ancaman. Foto/AP
A A A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) menerbangkan pembom berkemampuan nuklir dan jet siluman canggih dalam unjuk kekuatan terbaru terhadap Korea Utara (Korut), Selasa (20/12/2022).

Ini dilakukan beberapa jam setelah adik Pemimpin Korut Kim Jong-un , Kim Yo-jong , mengancam akan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua.

"Pengerahan pembom B-52 AS dan jet tempur siluman F-22 untuk latihan bersama dengan pesawat tempur Korea Selatan adalah bagian dari kesepakatan untuk melindungi Korea Selatan dengan semua cara yang tersedia, termasuk nuklir," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) seperti dikutip dari AP.

Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan latihan tersebut, yang juga mencakup jet tempur F-35 dan F-15 Korsel, berlangsung di perairan barat daya pulau Jeju.

"Jet F-22 AS dikerahkan di Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam empat tahun dan akan tinggal sepanjang minggu ini untuk pelatihan dengan pasukan Korea Selatan," katanya.

Latihan diadakan setelah Korut mengklaim telah meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya. Sebelumnya, negara tertutup itu telah menguji mesin berbahan bakar padar untuk digunakan pada rudal balistik antarbenua yang lebih mobile dalam beberapa hari terakhir.



Sebelumnya, Kim Yo-jong, mengejek penilaian dari luar yang meragukan pengembangan satelit mata-mata dan rudal jarak jauh Korut.

Korut mengatakan roket yang diluncurkannya pada Minggu kemarin adalah uji coba sistem untuk satelit pengintaian militer pertamanya dan merilis dua foto beresolusi rendah dari kota-kota di Korsel yang dilihat dari luar angkasa.

Beberapa ahli sipil di Korsel dan di tempat lain mengatakan foto-foto itu terlalu kasar untuk tujuan pengawasan dan peluncuran itu kemungkinan untuk menutupi teknologi rudal Korut. Militer Korsel mempertahankan lapora bahwa Korut menembakkan dua rudal balistik jarak menengah.

Kim Yo-jong mengatakan satelit uji membawa kamera komersial karena tidak ada alasan untuk menggunakan kamera beresolusi tinggi yang mahal untuk uji bidikan tunggal. Dia mengatakan Korut menggunakan dua rudal tua sebagai kendaraan peluncuran luar angkasa.

“Tidakkah mereka menganggap penilaian mereka terlalu tidak memadai dan ceroboh karena mereka mengomentari kemampuan pengembangan satelit kami dan persiapan terkait hanya dengan dua foto yang telah kami terbitkan di surat kabar kami,” kata Yo-jong, pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di media pemerintah.

Satelit mata-mata adalah salah satu dari beberapa sistem senjata berteknologi tinggi yang dijanjikan Kim Jong-un untuk diperoleh guna mengatasi apa yang disebutnya permusuhan AS dengan lebih baik. Senjata lain yang ingin dibuat oleh Jong-un adalah rudal multi-hulu ledak, rudal jarak jauh berbahan bakar padat, rudal nuklir yang diluncurkan di bawah air, kapal selam bertenaga nuklir, dan rudal hipersonik.

Beberapa ahli mengatakan Korut pada akhirnya akan menggunakan sistem senjata modern dan persenjataan nuklir yang diperbesar untuk menekan AS agar memenangkan keringanan sanksi dan konsesi lainnya.



Yo-jong menolak penilaian pemerintah Korsel bahwa Korut masih memiliki rintangan teknologi utama yang tersisa untuk diatasi agar ICBM berfungsi yang dapat mencapai daratan AS seperti kemampuan untuk melindungi hulu ledaknya dari kondisi keras saat masuk kembali ke atmosfer.

Yo-jong mempertanyakan bagaimana Korut dapat menerima data dari hulu ledak sampai mereka mendarat di area yang ditargetkan di lautan pada peluncuran sebelumnya jika negara tersebut benar-benar tidak memiliki teknologi masuk kembali.

“Saya pikir lebih baik bagi mereka untuk berhenti berbicara omong kosong, bersikap hati-hati dan berpikir dua kali,” katanya.

Semua tes ICBM Korut telah dilakukan pada sudut yang curam untuk menghindari negara tetangga. Beberapa ahli mengatakan tanpa lintasan peluncuran ICBM standar, keandalan senjata Korut tidak dapat dijamin.

Menyinggung keraguan itu, Kim Yo-jong menyarankan Korut mungkin menembakkan ICBM pada lintasan normal, peluncuran yang dapat dianggap sebagai provokasi yang jauh lebih besar ke AS karena senjata itu akan terbang menuju Samudra Pasifik.

“Saya bisa menjernihkan keraguan mereka tentang hal itu. Mereka akan segera mengenalinya jika kami meluncurkan ICBM dengan cara menembak langsung dari sudut yang sebenarnya,” pungkasnya.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2101 seconds (0.1#10.140)