Panglima Militer Valeriy Zaluzhnyi: 76 Rudal Rusia Hujani Ukraina, 60 Ditembak Jatuh
loading...
A
A
A
KIEV - Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, Panglima Militer Ukraina , mengumumkan negaranya telah dihujani sekitar 76 rudal oleh Rusia sepanjang hari Jumat. Menurutnya, dari total misil tersebut, 60 di antaranya berhasil ditembak jatuh.
Dia mengakui beberapa rudal musuh lolos dari intersepsi, menyerang berbagai kota yang mengakibatkan banyak warga tewas.
Jenderal tertinggi Ukraina itu tidak mengungkap jumlah korban tewas dalam serangan besar-besaran Moskow kemarin.
Dalam pengumuman di Twitter, Jenderal Zaluzhnyi mengatakan 76 rudal musuh menargetkan infrastruktur kritis Ukraina. Dari total misil itu yang menyerang itu, 72 di antaranya adalah rudal jelajah sementara empat lainnya adalah rudal air-to-surface yang dipandu.
Serangan besar-besaran itu diluncurkan pada pukul 13.00 siang waktu Kiev. Beberapa misil penyerang yang teridentifikasi adalah Kh-101, Kh-55, dan Kalibr berbasis laut.
"Teror rudal tidak akan memaksa kita untuk meletakkan senjata," tulis Zaluzhnyi di Twitter, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (17/12/2022).
Kementerian Luar Negeri Ukraina, yang menyebut Rusia "negara teroris", men-tweet bahwa sebuah rudal menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Kryvyi Rih, menewaskan dua orang dan melukai delapan orang—-termasuk tiga anak.
“Untuk setiap rudal atau drone Rusia yang ditujukan ke Ukraina dan rakyat Ukraina harus ada howitzer yang dikirim ke Ukraina, tank untuk Ukraina, kendaraan lapis baja untuk Ukraina,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
"Itu secara efektif akan mengakhiri teror Rusia terhadap Ukraina dan memulihkan perdamaian serta keamanan di Eropa dan sekitarnya."
Kryvyi Rih adalah kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ibu negara Ukraina Olena Zelenska men-tweet: "Hari Jumat dimulai dengan penembakan besar-besaran di seluruh negeri."
"Ukraina mengepalkan tinjunya, tetapi bertahan dan akan menang," lanjut dia.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa wali kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, mengatakan bahwa terjadi kerusakan "kolosal" yang mengancam kesejahteraan penduduk dalam suhu yang sangat dingin. Selain itu, Gubernur Dnipro juga melaporkan adanya "kerusakan serius".
Maria Avdeeva, direktur penelitian di Asosiasi Pakar Eropa di Ukraina, men-tweet foto dan video dari stasiun metro Kiev yang tidak dapat beroperasi, yang diperkirakan tidak dapat digunakan sepanjang hari.
"Saya terbangun karena suara ledakan di udara," kata Yuliia Herasymenko, seorang pengusaha wanita Ukraina yang tinggal di Kiev, kepada Newsweek.
"Sistem antirudal kami berfungsi, jadi saya mendengar semua suara ini."
Wanita itu menambahkan bahwa dia juga mendengar banyak rudal terbang di atas rumahnya, disertai dengan suara senjata.
"Tapi masih di kota-kota lain di Ukraina infrastrukturnya hancur lagi sehingga kami akan memiliki banyak pekerjaan lagi," katanya.
"Apapun yang terjadi, kami semua sangat termotivasi dan kuat meskipun teroris ingin kami menyerah secara spiritual dan emosional. Mereka akan kalah."
Militer Rusia belum berkomentar atas serangan besar-besaran terbaru mereka.
Dia mengakui beberapa rudal musuh lolos dari intersepsi, menyerang berbagai kota yang mengakibatkan banyak warga tewas.
Jenderal tertinggi Ukraina itu tidak mengungkap jumlah korban tewas dalam serangan besar-besaran Moskow kemarin.
Dalam pengumuman di Twitter, Jenderal Zaluzhnyi mengatakan 76 rudal musuh menargetkan infrastruktur kritis Ukraina. Dari total misil itu yang menyerang itu, 72 di antaranya adalah rudal jelajah sementara empat lainnya adalah rudal air-to-surface yang dipandu.
Serangan besar-besaran itu diluncurkan pada pukul 13.00 siang waktu Kiev. Beberapa misil penyerang yang teridentifikasi adalah Kh-101, Kh-55, dan Kalibr berbasis laut.
"Teror rudal tidak akan memaksa kita untuk meletakkan senjata," tulis Zaluzhnyi di Twitter, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (17/12/2022).
Kementerian Luar Negeri Ukraina, yang menyebut Rusia "negara teroris", men-tweet bahwa sebuah rudal menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Kryvyi Rih, menewaskan dua orang dan melukai delapan orang—-termasuk tiga anak.
“Untuk setiap rudal atau drone Rusia yang ditujukan ke Ukraina dan rakyat Ukraina harus ada howitzer yang dikirim ke Ukraina, tank untuk Ukraina, kendaraan lapis baja untuk Ukraina,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
"Itu secara efektif akan mengakhiri teror Rusia terhadap Ukraina dan memulihkan perdamaian serta keamanan di Eropa dan sekitarnya."
Kryvyi Rih adalah kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ibu negara Ukraina Olena Zelenska men-tweet: "Hari Jumat dimulai dengan penembakan besar-besaran di seluruh negeri."
"Ukraina mengepalkan tinjunya, tetapi bertahan dan akan menang," lanjut dia.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa wali kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, mengatakan bahwa terjadi kerusakan "kolosal" yang mengancam kesejahteraan penduduk dalam suhu yang sangat dingin. Selain itu, Gubernur Dnipro juga melaporkan adanya "kerusakan serius".
Maria Avdeeva, direktur penelitian di Asosiasi Pakar Eropa di Ukraina, men-tweet foto dan video dari stasiun metro Kiev yang tidak dapat beroperasi, yang diperkirakan tidak dapat digunakan sepanjang hari.
"Saya terbangun karena suara ledakan di udara," kata Yuliia Herasymenko, seorang pengusaha wanita Ukraina yang tinggal di Kiev, kepada Newsweek.
"Sistem antirudal kami berfungsi, jadi saya mendengar semua suara ini."
Wanita itu menambahkan bahwa dia juga mendengar banyak rudal terbang di atas rumahnya, disertai dengan suara senjata.
"Tapi masih di kota-kota lain di Ukraina infrastrukturnya hancur lagi sehingga kami akan memiliki banyak pekerjaan lagi," katanya.
"Apapun yang terjadi, kami semua sangat termotivasi dan kuat meskipun teroris ingin kami menyerah secara spiritual dan emosional. Mereka akan kalah."
Militer Rusia belum berkomentar atas serangan besar-besaran terbaru mereka.
(min)