Cegah Migrasi Ilegal, Turki-Bulgaria Kerja Sama Kelola Keamanan Perbatasan

Sabtu, 10 Desember 2022 - 22:30 WIB
loading...
Cegah Migrasi Ilegal, Turki-Bulgaria Kerja Sama Kelola Keamanan Perbatasan
Cegah Migrasi Ilegal, Turki-Bulgaria Kerja Sama Kelola Keamanan Perbatasan. FOTO/Anadolu Agency
A A A
ANKARA - Turki menekankan perlunya kerja sama yang efektif dengan Bulgaria untuk menangani keamanan perbatasan dalam pengelolaan migrasi illegal. Hal itu diungkapkan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Jumat (9/12/2022).

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Bulgaria Rumen Radev di Istanbul, Erdogan menekankan perlunya kerja sama antara kedua negara. "Kami fokus pada perlunya kerja sama yang efektif dalam pengelolaan migrasi illegal," kata Erdogan, seperti dikutip dari Anadolu Agency.



Kerja sama bilateral ini akan semakin berkembang dengan selesainya modernisasi gerbang perbatasan di sisi Bulgaria dan penguatan infrastruktur inspeksi pangan, tambahnya.

Erdogan mengatakan, volume perdagangan antara Turki dan Bulgaria mencapai USD6 miliar tahun lalu. Ia juga menambahkan bahwa tujuan bersama yang diputuskan pada pembicaraan hari Jumat adalah untuk meningkatkannya menjadi USD10 miliar dalam waktu singkat.

Masalah peluang kerja sama dalam keamanan energi menjadi agenda, katanya, seraya menambahkan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Turki akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu memenuhi permintaan Bulgaria.

Sementara itu, untuk pihaknya, Radev menghargai upaya Turki untuk membantu menempa kesepakatan koridor biji-bijian dan dukungannya terhadap kebutuhan Bulgaria akan gas cair.



Pembicaraan hari Jumat "sangat membantu", katanya, mendasari pentingnya meningkatkan keamanan gerbang perbatasan dengan mengambil langkah bersama. Bulgaria juga memuji upaya Ankara untuk mencegah meningkatnya imigrasi ilegal.

Pada 22 Juli, Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian penting di Istanbul untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang telah dihentikan pada Februari karena perang Rusia di Ukraina.

Beberapa hari sebelum kedaluwarsa yang dijadwalkan, kesepakatan biji-bijian diperpanjang selama 120 hari lagi, mulai 19 November.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)