Penampakan 4 Jet Tempur Siluman F-35 Israel Simulasikan Serangan ke Iran
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Empat jet tempur siluman F-35i dan beberapa F-16i Angkatan Udara Israel (IAF) bergabung dengan empat pesawat F-15 Amerika Serikat (AS) mensimulasikan serangan terhadap Iran dalam latihan tempur gabungan yang dimulai sejak Selasa lalu.
Manuver ini berlangsung di atas wilayah udara Israel dan di atas Laut Mediterania. Selain pada Iran, simulasi serangantersebut juga ditujukan pada proksi-proksi Teheran di kawasan regional.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan simulasi serangan ini juga mempraktikkan pengisian bahan bakar udara oleh pesawat KC-135 Amerika ke beberapa jet tempur F-16i IAF.
"Latihan ini mensimulasikan skenario operasional dan penerbangan jarak jauh," kata IDF, yang merilis foto dan rekaman video manuver gabungan Israel-AS.
“Direktorat Intelijen melakukan simulasi ekstensif yang mereplikasi kampanye melawan negara-negara yang jauh,” lanjut IDF, seperti dikutip Times of Israel, Kamis (1/12/2022).
"Latihan ini menguji kemampuan IDF dalam mengumpulkan intelijen, meneliti dan menguraikan target, dan menyediakan intelijen untuk pasukan operasional.”
“Latihan ini adalah komponen kunci dari kerja sama strategis kedua militer yang meningkat dalam menanggapi keprihatinan bersama di Timur Tengah, terutama yang ditimbulkan oleh Iran,” imbuh IDF.
Perdana Menteri Yair Lapid mengamati bagian dari latihan pada hari Rabu dari pusat kendali bawah tanah IAF.
Kepala Staf IDF Aviv Kohavi, dan kepala IAF Tomer Bar menunjukkan kepada Lapid berbagai skenario yang sedang dikerjakan, dan mereka membahas ancaman Iran.
“Kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dan negara lain memperkuat kemampuan IDF dalam menghadapi tantangan di Timur Tengah, terutama Iran,” kata Lapid.
“Kami memiliki mitra di langit dan di darat, tetapi kami juga memiliki hak untuk bertindak sesuai keinginan kami dan membela Negara Israel.”
Latihan gabungan ini disepakati selama perjalanan Kepala IDF Aviv Kohavi ke AS minggu lalu.
Menurut IDF, Kohavi telah mengatakan kepada pejabat pertahanan Amerika di Washington bahwa kedua militer harus mempercepat rencana bersama untuk tindakan ofensif terhadap Iran.
Kamis pekan lalu, Kohavi mengatakan kegiatan bersama dengan militer AS di Timur Tengah akan diperluas secara signifikan.
“Untuk meningkatkan kemampuan kami dalam menghadapi tantangan di kawasan, kegiatan bersama dengan Komando Pusat AS akan diperluas secara signifikan dalam waktu dekat,” kata Kohavi.
“Pada saat yang sama, IDF akan terus bertindak dengan kecepatan yang dipercepat melawan kubu rezim Iran di wilayah ini,” imbuh dia.
Kohavi telah mengadakan pertemuan dengan pejabat senior Amerika selama lima hari, berfokus pada ancaman Iran.
“Selama diskusi, disepakati bahwa kita berada pada titik kritis yang memerlukan percepatan rencana operasional dan kerja sama melawan Iran dan proksi terorisnya di kawasan ini,” katanya pekan lalu.
Tel Aviv telah menentang upaya Presiden AS Joe Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia yang menukar keringanan sanksi dengan pembatasan program nuklir Republik Islam Iran.
Tetapi ketidaksepakatan itu menjadi kurang relevan akhir-akhir ini, karena pembicaraan nuklir gagal dan AS telah memilih untuk fokus menangani protes yang sedang berlangsung di Iran terhadap rezim tersebut.
Israel telah mendorong AS untuk menyiapkan rencana darurat militer untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Biden mengatakan dia siap menggunakan kekuatan militer jika perlu, tetapi masih memilih untuk menempuh jalur diplomatik terlebih dahulu.
Manuver ini berlangsung di atas wilayah udara Israel dan di atas Laut Mediterania. Selain pada Iran, simulasi serangantersebut juga ditujukan pada proksi-proksi Teheran di kawasan regional.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan simulasi serangan ini juga mempraktikkan pengisian bahan bakar udara oleh pesawat KC-135 Amerika ke beberapa jet tempur F-16i IAF.
"Latihan ini mensimulasikan skenario operasional dan penerbangan jarak jauh," kata IDF, yang merilis foto dan rekaman video manuver gabungan Israel-AS.
“Direktorat Intelijen melakukan simulasi ekstensif yang mereplikasi kampanye melawan negara-negara yang jauh,” lanjut IDF, seperti dikutip Times of Israel, Kamis (1/12/2022).
"Latihan ini menguji kemampuan IDF dalam mengumpulkan intelijen, meneliti dan menguraikan target, dan menyediakan intelijen untuk pasukan operasional.”
“Latihan ini adalah komponen kunci dari kerja sama strategis kedua militer yang meningkat dalam menanggapi keprihatinan bersama di Timur Tengah, terutama yang ditimbulkan oleh Iran,” imbuh IDF.
Perdana Menteri Yair Lapid mengamati bagian dari latihan pada hari Rabu dari pusat kendali bawah tanah IAF.
Kepala Staf IDF Aviv Kohavi, dan kepala IAF Tomer Bar menunjukkan kepada Lapid berbagai skenario yang sedang dikerjakan, dan mereka membahas ancaman Iran.
“Kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dan negara lain memperkuat kemampuan IDF dalam menghadapi tantangan di Timur Tengah, terutama Iran,” kata Lapid.
“Kami memiliki mitra di langit dan di darat, tetapi kami juga memiliki hak untuk bertindak sesuai keinginan kami dan membela Negara Israel.”
Latihan gabungan ini disepakati selama perjalanan Kepala IDF Aviv Kohavi ke AS minggu lalu.
Menurut IDF, Kohavi telah mengatakan kepada pejabat pertahanan Amerika di Washington bahwa kedua militer harus mempercepat rencana bersama untuk tindakan ofensif terhadap Iran.
Kamis pekan lalu, Kohavi mengatakan kegiatan bersama dengan militer AS di Timur Tengah akan diperluas secara signifikan.
“Untuk meningkatkan kemampuan kami dalam menghadapi tantangan di kawasan, kegiatan bersama dengan Komando Pusat AS akan diperluas secara signifikan dalam waktu dekat,” kata Kohavi.
“Pada saat yang sama, IDF akan terus bertindak dengan kecepatan yang dipercepat melawan kubu rezim Iran di wilayah ini,” imbuh dia.
Kohavi telah mengadakan pertemuan dengan pejabat senior Amerika selama lima hari, berfokus pada ancaman Iran.
“Selama diskusi, disepakati bahwa kita berada pada titik kritis yang memerlukan percepatan rencana operasional dan kerja sama melawan Iran dan proksi terorisnya di kawasan ini,” katanya pekan lalu.
Tel Aviv telah menentang upaya Presiden AS Joe Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia yang menukar keringanan sanksi dengan pembatasan program nuklir Republik Islam Iran.
Tetapi ketidaksepakatan itu menjadi kurang relevan akhir-akhir ini, karena pembicaraan nuklir gagal dan AS telah memilih untuk fokus menangani protes yang sedang berlangsung di Iran terhadap rezim tersebut.
Israel telah mendorong AS untuk menyiapkan rencana darurat militer untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Biden mengatakan dia siap menggunakan kekuatan militer jika perlu, tetapi masih memilih untuk menempuh jalur diplomatik terlebih dahulu.
(min)