Soal Duduk Satu Meja dengan Korut, Ini Kata Utusan AS
loading...
A
A
A
SEOUL - Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dan utusan untuk Korea Utara (Korut), Stephen Biegun, mendinginkan laporan yang menyatakan Washington berusaha menggelar pertemuan dengan para pejabat Pyongyang terkait pembicaraan nuklir yang terhenti.
Biegun saat ini sedang dalam perjalanan empat hari ke Seoul dan Tokyo guna membahas denuklirisasi Korut.
Kunjungan itu memicu spekulasi di Korea Selatan (Korsel) bahwa Washington berusaha menghidupkan kembali diplomasi dengan Pyongyang jelang pemilihan presiden AS pada November mendatang - meskipun Korut berulang kali mengatakan tidak tertarik dalam pembicaraan. (Baca: Rayu Korut Kembali Berunding, Utusan AS Tiba di Korsel )
"Saya telah melihat beberapa komentar pers bahwa Korea Utara tidak siap untuk bertemu dengan saya dalam kunjungan ini," kata Biegun kepada wartawan setelah pembicaraan dengan mitranya dari Korsel.
"Agak aneh karena kami tidak meminta kunjungan dengan Korea Utara," cetusnya.
"Biarkan saya perjelas, kami tidak meminta kunjungan," tukasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/7/2020).
Pembicaraan tentang persenjataan nuklir Pyongyang telah mandek sejak pertemuan puncak di Hanoi, Vietnam, antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un runtuh pada awal 2019 setelah Pyongyang meminta imbalan bantuan sanksi.
Kim Jong-un pada Desember lalu mengakhiri moratorium uji coba rudal nuklir dan balistik, dan Pyongyang telah berulang kali mengatakan tidak berniat melanjutkan pembicaraan kecuali jika Washington membatalkan apa yang digambarkannya sebagai kebijakan "bermusuhan" terhadap Korut.
Biegun pada bulan lalu juga menyatakan bahwa pertemuan lain antara Trump dan Kim Jong-un tidak mungkin terjadi, meskipun ia mengulurkan harapan untuk kemajuan dalam negosiasi nuklir.
"Korut akan mendapati kami siap kapan saja untuk kembali ke pembicaraan," kata Biegun.
Rumor seputar kemungkinan KTT lain berputar pekan lalu setelah mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton dilaporkan mengatakan Trump mungkin akan melanjutkan pertemuan dengan Kim Jong-un pada Oktober jika itu akan membantu peluang terpilihnya kembali menjadi presiden. (Baca: Korsel Berharap Trump dan Jong-un Kembali Bertemu Sebelum Pilpres AS )
Tetapi beberapa jam sebelum Biegun tiba di Seoul pada hari Selasa, Korut kembali mengesampingkan kemungkinan melanjutkan perundingan, dengan mengatakan Pyongyang "tidak memiliki niat untuk duduk berhadapan dengan Amerika Serikat". (Baca: Korut Tutup Pintu Perundingan dengan AS )
Biegun saat ini sedang dalam perjalanan empat hari ke Seoul dan Tokyo guna membahas denuklirisasi Korut.
Kunjungan itu memicu spekulasi di Korea Selatan (Korsel) bahwa Washington berusaha menghidupkan kembali diplomasi dengan Pyongyang jelang pemilihan presiden AS pada November mendatang - meskipun Korut berulang kali mengatakan tidak tertarik dalam pembicaraan. (Baca: Rayu Korut Kembali Berunding, Utusan AS Tiba di Korsel )
"Saya telah melihat beberapa komentar pers bahwa Korea Utara tidak siap untuk bertemu dengan saya dalam kunjungan ini," kata Biegun kepada wartawan setelah pembicaraan dengan mitranya dari Korsel.
"Agak aneh karena kami tidak meminta kunjungan dengan Korea Utara," cetusnya.
"Biarkan saya perjelas, kami tidak meminta kunjungan," tukasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/7/2020).
Pembicaraan tentang persenjataan nuklir Pyongyang telah mandek sejak pertemuan puncak di Hanoi, Vietnam, antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un runtuh pada awal 2019 setelah Pyongyang meminta imbalan bantuan sanksi.
Kim Jong-un pada Desember lalu mengakhiri moratorium uji coba rudal nuklir dan balistik, dan Pyongyang telah berulang kali mengatakan tidak berniat melanjutkan pembicaraan kecuali jika Washington membatalkan apa yang digambarkannya sebagai kebijakan "bermusuhan" terhadap Korut.
Biegun pada bulan lalu juga menyatakan bahwa pertemuan lain antara Trump dan Kim Jong-un tidak mungkin terjadi, meskipun ia mengulurkan harapan untuk kemajuan dalam negosiasi nuklir.
"Korut akan mendapati kami siap kapan saja untuk kembali ke pembicaraan," kata Biegun.
Rumor seputar kemungkinan KTT lain berputar pekan lalu setelah mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton dilaporkan mengatakan Trump mungkin akan melanjutkan pertemuan dengan Kim Jong-un pada Oktober jika itu akan membantu peluang terpilihnya kembali menjadi presiden. (Baca: Korsel Berharap Trump dan Jong-un Kembali Bertemu Sebelum Pilpres AS )
Tetapi beberapa jam sebelum Biegun tiba di Seoul pada hari Selasa, Korut kembali mengesampingkan kemungkinan melanjutkan perundingan, dengan mengatakan Pyongyang "tidak memiliki niat untuk duduk berhadapan dengan Amerika Serikat". (Baca: Korut Tutup Pintu Perundingan dengan AS )
(ber)