Biden dan Xi Jinping Bentrok soal Taiwan dalam Pertemuan di Bali
loading...
A
A
A
Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis menolak klaim kedaulatan Beijing atas Taiwan.
Kantor Kepresidenan Taiwan mengatakan menyambut penegasan kembali kebijakan AS oleh Biden.
“Ini juga sekali lagi sepenuhnya menunjukkan bahwa perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan adalah harapan bersama masyarakat internasional,” katanya.
Senyum dan Jabat Tangan
Sebelum pembicaraan mereka, kedua pemimpin itu tersenyum dan berjabat tangan dengan hangat di depan bendera nasional mereka di sebuah hotel di pulau Bali, Indonesia, sehari sebelum KTT Kelompok 20 (G20) yang akan dipenuhi dengan ketegangan atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Senang melihat Anda,” kata Biden kepada Xi, sambil merangkulnya sebelum pertemuan mereka.
Menurut Gedung Putih, Biden mengangkat sejumlah topik sulit dengan Xi Jinpng, termasuk mengajukan keberatan AS terhadap tindakan koersif dan semakin agresif China terhadap Taiwan, praktik ekonomi non-pasar Beijing, dan praktik di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong, serta soal hak asasi manusia secara lebih luas.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Kantor Kepresidenan Taiwan mengatakan menyambut penegasan kembali kebijakan AS oleh Biden.
“Ini juga sekali lagi sepenuhnya menunjukkan bahwa perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan adalah harapan bersama masyarakat internasional,” katanya.
Senyum dan Jabat Tangan
Sebelum pembicaraan mereka, kedua pemimpin itu tersenyum dan berjabat tangan dengan hangat di depan bendera nasional mereka di sebuah hotel di pulau Bali, Indonesia, sehari sebelum KTT Kelompok 20 (G20) yang akan dipenuhi dengan ketegangan atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Senang melihat Anda,” kata Biden kepada Xi, sambil merangkulnya sebelum pertemuan mereka.
Menurut Gedung Putih, Biden mengangkat sejumlah topik sulit dengan Xi Jinpng, termasuk mengajukan keberatan AS terhadap tindakan koersif dan semakin agresif China terhadap Taiwan, praktik ekonomi non-pasar Beijing, dan praktik di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong, serta soal hak asasi manusia secara lebih luas.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(min)