AS: China Malu dengan Hasil Perang Rusia di Ukraina, Tak Nyaman dengan Retorika Nuklir

Senin, 14 November 2022 - 11:57 WIB
loading...
AS: China Malu dengan...
Pejabat senior AS sebut China terkejut dan malu dengan hasil perang Rusia di Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
NUSA DUA - Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang menekankan bahwa ancaman penggunaan senjata nuklir tidak bertanggung jawab selama pertemuan puncak di Kamboja. Hal itu diungkap seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Senin (14/11/2022).

Menurutnya, itu menunjukkan bahwa Beijing tidak nyaman dengan retorika nuklir mitra strategisnya; Rusia .

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, memberi pengarahan kepada wartawan menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia.

Dia mengatakan China telah dibuat terkejut dan malu dengan hasil perang Rusia di Ukraina .

PM Li Keqiang telah berpartisipasi dalam KTT Asia Timur pada hari Minggu bersama dengan Presiden Joe Biden. "Perdana Menteri China berbicara agak luas tentang kebijakan China terhadap Ukraina,” kata pejabat senior Amerika tersebut, seperti dikutip Reuters.



"Li menekankan dengan jelas pada kedaulatan, pada ancaman nuklir yang tidak bertanggung jawab, kebutuhan untuk memastikan bahwa senjata nuklir tidak digunakan dengan cara yang disarankan beberapa orang,” ujarnya.

Barat selama ini menuduh Rusia membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir sejak invasi Februari ke Ukraina. Moskow pada gilirannya menuduh Barat yang melontarkan retorika nuklir provokatif.

"Tidak dapat disangkal ada beberapa ketidaknyamanan di Beijing tentang apa yang telah kita lihat dalam hal retorika dan aktivitas sembrono di pihak Rusia, meskipun ada kemitraan formal dengan Moskow," lanjut pejabat AS tersebut.

“Saya pikir juga tidak dapat disangkal bahwa China mungkin terkejut dan bahkan sedikit malu dengan pelaksanaan operasi militer Rusia."

Biden pada KTT pada hari Minggu di Kamboja mengatakan Amerika Serikat akan bersaing dengan penuh semangat dengan China sambil menjaga jalur komunikasi tetap terbuka untuk mencegah konflik.

Biden dan Xi Jinping akan bertemu langsung pada Senin untuk pertama kalinya sejak Biden menjabat awal tahun lalu.

PM Li Keqiang diperkirakan akan diganti tahun depan, dan pejabat AS itu mengatakan Washington yakin Xi Jinping akan membawa “beberapa wajah baru” ke pertemuan dengan Biden pada hari ini.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1807 seconds (0.1#10.140)