Erdogan: Serangan AS dan Barat terhadap Rusia Tanpa Batas

Minggu, 13 November 2022 - 05:00 WIB
loading...
Erdogan: Serangan AS dan Barat terhadap Rusia Tanpa Batas
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Amerika Serikat (AS) dan Barat secara keseluruhan menyerang Rusia "hampir tanpa batas," yang memicu reaksi pertahanan alami.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan hal itu pada Sabtu (12/11/2022), saat kembali dari pertemuan puncak negara-negara Turki di Samarkand, Uzbekistan.

Memperhatikan bahwa Rusia bukanlah negara "biasa", tetapi "kuat", Erdogan memuji "perlawanannya yang besar" terhadap tindakan bermusuhan dari kolektif Barat.

“Barat, dan terutama AS, menyerang Rusia hampir tanpa batas. Tentu saja, Rusia menunjukkan perlawanan yang besar dalam menghadapi semua ini,” ujar Erdogan.



Erdogan mengisyaratkan Turki akan melanjutkan upayanya menengahi antara Rusia dan Ukraina di tengah konflik.

Dia mengingatkan insiden baru-baru ini di Laut Hitam yang menempatkan kesepakatan yang disponsori PBB dan ditengahi Turki untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina di tepi jurang keruntuhan.



Kapal Angkatan Laut Rusia menjadi sasaran drone laut di dekat Krimea pada akhir Oktober. Moskow menuduh Kiev menggunakan koridor biji-bijian untuk melakukan serangan dan untuk sementara menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian tersebut.

Rusia juga menuduh bahwa serangan itu didalangi Inggris, tuduhan yang dibantah London.

Ukraina juga menolak tuduhan itu. Beberapa hari kemudian, penangguhan kesepakatan dibatalkan oleh Moskow, yang mengatakan telah menerima jaminan tertulis dari Kiev bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor biji-bijian untuk tujuan militer. Ukraina membantah telah menerima kewajiban tambahan.

“Ada insiden koridor biji-bijian. Kami dapat membuka koridor perdamaian dari sini, kami mencoba melakukan ini. Kami pikir cara terbaik untuk ini adalah beralih dari dialog ke perdamaian,” papar Erdogan.

Dia menambahkan, untuk saat ini, pihak-pihak dalam kesepakatan biji-bijian harus fokus menjalankannya dengan cara yang “serius”.

Turki mengadopsi posisi netral di awal konflik antara Rusia dan Ukraina, menolak mengambil bagian dalam sanksi Barat terhadap Moskow, sambil melanjutkan kerja sama militernya dengan Kiev, termasuk menjual sejumlah drone serang Bayraktar ke Kiev.

Ankara telah mempertahankan kontak dengan kedua belah pihak, berusaha menjadi mediator. Turki menjadi tuan rumah pembicaraan antara Moskow dan Kiev di Istanbul awal tahun ini, di mana kesepakatan dilaporkan tercapai tetapi kemudian ditolak Ukraina.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1732 seconds (0.1#10.140)