300 Personelnya Tewas, Unit Elit Marinir Rusia Kecam Keputusan Komandan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sebuah unit elit infanteri Angkatan Laut Rusia mengecam pengambilan keputusan oleh atasan mereka setelah menderita kerugian besar dalam apa yang disebut anggotanya sebagai serangan "membingungkan" di sebuah desa Ukraina timur.
Pasukan Rusia melancarkan serangan ke garnisun Ukraina di Pavlivka barat daya Donetsk pada 2 November untuk menguasai rute pasokan utama, kata militer Ukraina dan pejabat pro-Rusia.
Empat hari kemudian, Brigade Infanteri Angkatan Laut Pengawal ke-155 menyalahkan para pemimpin militernya atas hilangnya 300 orang. Kecaman itu tertuang dalam sebuah surat kepada gubernur daerah asal mereka di Timur Jauh.
“Kami dilemparkan ke dalam serangan yang membingungkan,” bunyi isi surat itu dikutip oleh blogger pro-perang, Anastasia Kashevarova dan saluran Telegram Gray Zone.
Seperti dilaporkan Moscow Times, Selasa (8/11/2022), koresponden perang media negara, Alexander Sladkov juga mengungkapkan keberadaan surat itu tanpa mengutipnya secara langsung.
Marinir dari kota wilayah Primorye, Vladivostok, menuduh komandan mereka dan kepala Distrik Militer Timur Rusia memaksa pasukan maju ke Pavlivka, terlepas dari kelemahan strategis mereka. Itu semua dilakukan “demi laporan dan penghargaan mereka.”
"Kami kehilangan sekitar 300 orang tewas, terluka dan hilang dalam empat hari sebagai akibat dari serangan yang direncanakan dengan hati-hati oleh para komandan besar," kata surat itu.
Analis militer Rob Lee, mengutip koresponden perang Rusia Alexei Sukonkin, mengatakan bahwa 63 anggota brigade telah tewas dalam dua hari, lebih banyak prajurit infanteri Angkatan Laut Rusia tewas daripada selama seluruh perang Chechnya pertama pada pertengahan 1990-an.
Pasukan Rusia melancarkan serangan ke garnisun Ukraina di Pavlivka barat daya Donetsk pada 2 November untuk menguasai rute pasokan utama, kata militer Ukraina dan pejabat pro-Rusia.
Empat hari kemudian, Brigade Infanteri Angkatan Laut Pengawal ke-155 menyalahkan para pemimpin militernya atas hilangnya 300 orang. Kecaman itu tertuang dalam sebuah surat kepada gubernur daerah asal mereka di Timur Jauh.
“Kami dilemparkan ke dalam serangan yang membingungkan,” bunyi isi surat itu dikutip oleh blogger pro-perang, Anastasia Kashevarova dan saluran Telegram Gray Zone.
Seperti dilaporkan Moscow Times, Selasa (8/11/2022), koresponden perang media negara, Alexander Sladkov juga mengungkapkan keberadaan surat itu tanpa mengutipnya secara langsung.
Marinir dari kota wilayah Primorye, Vladivostok, menuduh komandan mereka dan kepala Distrik Militer Timur Rusia memaksa pasukan maju ke Pavlivka, terlepas dari kelemahan strategis mereka. Itu semua dilakukan “demi laporan dan penghargaan mereka.”
"Kami kehilangan sekitar 300 orang tewas, terluka dan hilang dalam empat hari sebagai akibat dari serangan yang direncanakan dengan hati-hati oleh para komandan besar," kata surat itu.
Analis militer Rob Lee, mengutip koresponden perang Rusia Alexei Sukonkin, mengatakan bahwa 63 anggota brigade telah tewas dalam dua hari, lebih banyak prajurit infanteri Angkatan Laut Rusia tewas daripada selama seluruh perang Chechnya pertama pada pertengahan 1990-an.