Seteru Memanas, AS dan Rusia Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Lokasi Strategis
loading...
A
A
A
“Perhentian singkat di wilayah operasi Angkatan Laut AS di Eropa ini menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang dibawa kapal selam ke AS dan pasukan sekutu di kawasan itu,” bunyi pernyataan dari Pasukan Angkatan Laut AS Eropa-Pasukan Angkatan Laut AS Afrika (NAVEUR-NAVAF).
Kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir (SSBN) Amerika Serikat dan Rusia telah ditekan untuk beraksi antara 1 hingga 2 November dalam penyebaran tak terjadwal yang akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut dari kedua kubu.
Pihak berwenang Rusia merilis Notice to Airmen (NOTAM) di Laut Barents, efektif antara 3 hingga 5 November. Sebelumnya, banyak pihak di Rusia curiga pengumuman NOTAM itu untuk uji coba rudal balistik Bulava dan kecurigaan mereka terbukti benar.
Baik AS yang memimpin Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) dan Rusia baru-baru ini menyelesaikan latihan nuklir tahunan mereka, Steadfast Noon dan GROM, di tengah meningkatnya ketegangan.
Aksi saling mengerahkan kapal selam nuklir ini menambahkan unsur ketidakpastian untuk situasi yang sudah bergejolak.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklarifikasi bahwa “tidak perlu” menggunakan senjata nuklir di Ukraina, tetapi Amerika Serikat tetap skeptis.
AS juga menepis klaim Rusia bahwa Ukraina sedang mempersiapkan serangan "bom kotor" dan kemudian menyalahkannya pada Moskow. AS percaya itu berfungsi sebagai dalih Moskow untuk meningkatkan konflik.
Rusia telah menyatakan akan menggunakan senjata nuklir hanya jika integritas teritorial negara itu terancam.
Kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir (SSBN) Amerika Serikat dan Rusia telah ditekan untuk beraksi antara 1 hingga 2 November dalam penyebaran tak terjadwal yang akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut dari kedua kubu.
Pihak berwenang Rusia merilis Notice to Airmen (NOTAM) di Laut Barents, efektif antara 3 hingga 5 November. Sebelumnya, banyak pihak di Rusia curiga pengumuman NOTAM itu untuk uji coba rudal balistik Bulava dan kecurigaan mereka terbukti benar.
Baik AS yang memimpin Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) dan Rusia baru-baru ini menyelesaikan latihan nuklir tahunan mereka, Steadfast Noon dan GROM, di tengah meningkatnya ketegangan.
Aksi saling mengerahkan kapal selam nuklir ini menambahkan unsur ketidakpastian untuk situasi yang sudah bergejolak.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklarifikasi bahwa “tidak perlu” menggunakan senjata nuklir di Ukraina, tetapi Amerika Serikat tetap skeptis.
AS juga menepis klaim Rusia bahwa Ukraina sedang mempersiapkan serangan "bom kotor" dan kemudian menyalahkannya pada Moskow. AS percaya itu berfungsi sebagai dalih Moskow untuk meningkatkan konflik.
Rusia telah menyatakan akan menggunakan senjata nuklir hanya jika integritas teritorial negara itu terancam.
(min)