Ukraina Segera Terima VAMPIRE Amerika, Sistem Rudal Canggih Pembunuh Drone
loading...
A
A
A
KIEV - Pentagon mengumumkan Ukraina segera menerima sistem rudal canggih VAMPIRE buatan Amerika Serikat (AS) yang fungsinya untuk melenyapkan pesawat nirawak atau drone musuh.
Pengumuman itu disampaikan juru bicara Pentagon Pat Ryder. Menurutnya, itu sebagai komitmen Washington untuk memasok Kiev dengan kemampuan pertahanan udara.
Pengumuman Pentagon muncul di tengah serangan lanjutan Rusia yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
"Saat ini kami mengantisipasi pengiriman pada pertengahan 2023,” kata Ryder. "Pertahanan udara terus menjadi prioritas," katanya lagi, seperti dikutip Defense News, Kamis (3/11/2022).
VAMPIRE atau Vehicle-Agnostic Modular Palletized ISR Rocket Equipment dapat dipasang di kargo hampir semua truk sipil dan menggunakan amunisi berpemandu laser yang mampu menghantam target darat dan udara, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV).
Meskipun tidak secara eksplisit diiklankan sebagai senjata anti-drone, sistem yang mirip dengan VAMPIRE telah digunakan secara luas di Ukraina untuk tujuan serupa.
Sistem VAMPIRE ini adalah bagian dari bantuan paket senjata senilai USD3 miliar untuk Ukraina yang diumumkan oleh Pentagon pada bulan Agustus lalu.
Paket senjata itu juga termasuk National Advanced Surface-to-Air Missile System atau NASAMS, yang juga disebut Washington akan tiba di Ukraina dalam waktu dekat.
Pada hari Selasa, seorang pejabat Pentagon menyatakan bahwa AS telah memesan total delapan NASAMS dan amunisi yang sesuai, dan dua di antaranya akan segera berada di Ukraina.
Kiev telah menuntut sistem pertahanan udara yang lebih canggih sejak Rusia mengubah taktik militernya di Ukraina dengan menggunakan drone kamikaze yang murah untuk melumpuhkan infrastruktur energi Ukraina.
Sistem pertahanan udara era Soviet dan yang dipasok NATO sejauh ini tidak dapat secara efektif menghentikan serangan drone kamikaze Rusia.
Sejumlah wilayah di Ukraina, termasuk Kiev, Zaporizhzhia, Dnepropetrovsk, dan Kharkiv telah mengalami pemadaman listrik reguler sejak serangan besar-besaran terhadap fasilitas energi Ukraina dimulai.
Perubahan dalam taktik serangan Rusia terjadi setelah Moskow menuduh Kiev melakukan serangan teroris terhadap infrastrukturnya, termasuk Jembatan Crimea yang strategis.
Pengumuman itu disampaikan juru bicara Pentagon Pat Ryder. Menurutnya, itu sebagai komitmen Washington untuk memasok Kiev dengan kemampuan pertahanan udara.
Pengumuman Pentagon muncul di tengah serangan lanjutan Rusia yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
"Saat ini kami mengantisipasi pengiriman pada pertengahan 2023,” kata Ryder. "Pertahanan udara terus menjadi prioritas," katanya lagi, seperti dikutip Defense News, Kamis (3/11/2022).
VAMPIRE atau Vehicle-Agnostic Modular Palletized ISR Rocket Equipment dapat dipasang di kargo hampir semua truk sipil dan menggunakan amunisi berpemandu laser yang mampu menghantam target darat dan udara, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV).
Meskipun tidak secara eksplisit diiklankan sebagai senjata anti-drone, sistem yang mirip dengan VAMPIRE telah digunakan secara luas di Ukraina untuk tujuan serupa.
Sistem VAMPIRE ini adalah bagian dari bantuan paket senjata senilai USD3 miliar untuk Ukraina yang diumumkan oleh Pentagon pada bulan Agustus lalu.
Paket senjata itu juga termasuk National Advanced Surface-to-Air Missile System atau NASAMS, yang juga disebut Washington akan tiba di Ukraina dalam waktu dekat.
Pada hari Selasa, seorang pejabat Pentagon menyatakan bahwa AS telah memesan total delapan NASAMS dan amunisi yang sesuai, dan dua di antaranya akan segera berada di Ukraina.
Kiev telah menuntut sistem pertahanan udara yang lebih canggih sejak Rusia mengubah taktik militernya di Ukraina dengan menggunakan drone kamikaze yang murah untuk melumpuhkan infrastruktur energi Ukraina.
Sistem pertahanan udara era Soviet dan yang dipasok NATO sejauh ini tidak dapat secara efektif menghentikan serangan drone kamikaze Rusia.
Sejumlah wilayah di Ukraina, termasuk Kiev, Zaporizhzhia, Dnepropetrovsk, dan Kharkiv telah mengalami pemadaman listrik reguler sejak serangan besar-besaran terhadap fasilitas energi Ukraina dimulai.
Perubahan dalam taktik serangan Rusia terjadi setelah Moskow menuduh Kiev melakukan serangan teroris terhadap infrastrukturnya, termasuk Jembatan Crimea yang strategis.
(min)