Uni Eropa Pertimbangkan IRGC Iran sebagai Organisasi Teroris
loading...
A
A
A
BERLIN - Uni Eropa sedang mempertimbangkan apakah akan mengklasifikasikan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai organisasi teroris.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Minggu. Jerman merupakan anggota Uni Eropa.
“Saya menjelaskan minggu lalu bahwa kami akan meluncurkan paket sanksi lain, bahwa kami akan memeriksa bagaimana kami juga dapat memasukkan Garda Revolusi sebagai organisasi teroris,” kata Baerbock saat ditanya penyiar ARD tentang apa yang akan dilakukan Berlin dan Uni Eropa terhadap IRGC Iran, sebagaimana dilansir AFP, Senin (31/10/2022).
Republik Islam Iran telah diguncang oleh protes yang meluas sejak kematian Mahsa Amini (22), wanita Kurdi Iran yang tewas setelah ditangkap polisi moral di Teheran bulan lalu.
Amini ditangkap atas tuduhan mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Demonstrasi yang berujung rusuh itu kini memasuki minggu ketujuh.
Komentarnya muncul setelah komandan IRGC Iran Hossein Salamimengultimatum para pengunjuk rasa bahwa Sabtu pekan lalu akan menjadi hari terakhir mereka turun ke jalan.
“Jangan turun ke jalan! Hari ini adalah hari terakhir kerusuhan,” kata Salami pada Sabtu pekan lalu.
Peringatan Salami itu sebagai isyarat bahwa pasukan keamanan dapat mengintensifkan tindakan keras mereka terhadap kerusuhan yang meluas.
Alih-alih takut dengan peringatan Salami, para demonstran berunjuk rasa lagi pada hari Minggu.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) melaporkan korban tewas dalam demonstrasi berminggu-minggu di Iran telah mencapai 250 orang. Pemerintah setempat belum merilis jumlah kematian versi mereka.
Jerman pada pekan lalu mengatakan pihaknya memperketat pembatasan terhadap ke Iran di luar paket sanksi Uni Eropa yang sudah diumumkan.
Baebock mengatakan saat ini tidak ada negosiasi tentang perjanjian nuklir antara Iran dan Barat.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Minggu. Jerman merupakan anggota Uni Eropa.
“Saya menjelaskan minggu lalu bahwa kami akan meluncurkan paket sanksi lain, bahwa kami akan memeriksa bagaimana kami juga dapat memasukkan Garda Revolusi sebagai organisasi teroris,” kata Baerbock saat ditanya penyiar ARD tentang apa yang akan dilakukan Berlin dan Uni Eropa terhadap IRGC Iran, sebagaimana dilansir AFP, Senin (31/10/2022).
Republik Islam Iran telah diguncang oleh protes yang meluas sejak kematian Mahsa Amini (22), wanita Kurdi Iran yang tewas setelah ditangkap polisi moral di Teheran bulan lalu.
Amini ditangkap atas tuduhan mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Demonstrasi yang berujung rusuh itu kini memasuki minggu ketujuh.
Komentarnya muncul setelah komandan IRGC Iran Hossein Salamimengultimatum para pengunjuk rasa bahwa Sabtu pekan lalu akan menjadi hari terakhir mereka turun ke jalan.
“Jangan turun ke jalan! Hari ini adalah hari terakhir kerusuhan,” kata Salami pada Sabtu pekan lalu.
Peringatan Salami itu sebagai isyarat bahwa pasukan keamanan dapat mengintensifkan tindakan keras mereka terhadap kerusuhan yang meluas.
Alih-alih takut dengan peringatan Salami, para demonstran berunjuk rasa lagi pada hari Minggu.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) melaporkan korban tewas dalam demonstrasi berminggu-minggu di Iran telah mencapai 250 orang. Pemerintah setempat belum merilis jumlah kematian versi mereka.
Jerman pada pekan lalu mengatakan pihaknya memperketat pembatasan terhadap ke Iran di luar paket sanksi Uni Eropa yang sudah diumumkan.
Baebock mengatakan saat ini tidak ada negosiasi tentang perjanjian nuklir antara Iran dan Barat.
(min)