Ukraina Dihujani Puluhan Drone Rusia dalam Dua Hari, 4.500 Rudal Sejak Februari

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 19:17 WIB
loading...
Ukraina Dihujani Puluhan...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berdiri di samping bangkai drone kamikaze yang digunakan Rusia. Foto/BBC
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah meluncurkan lebih dari 30 serangan drone ke negaranya hanya dalam dua hari. Dia menambahkan bahwa secara total, Moskow juga telah melakukan ribuan serangan rudal dan serangan udara.

"Sejak Februari, Moskow telah melakukan hampir 4.500 serangan rudal dan lebih dari 8.000 serangan udara," kata Presiden Ukraina itu dalam pidato malamnya seperti dilansir dari Independent, Jumat (28/10/2022).

Berbicara dari Kiev dan berdiri di samping apa yang tampak seperti drone Shahed Iran yang jatuh, Zelensky berjanji untuk "memotong sayap" kekuatan udara Moskow.

“Pesawat musuh akan jatuh. Helikopter musuh akan jatuh. 'Shaheds' (nama drone buatan Iran) akan jatuh," ujar Zelensky.

Dilansir dari BBC, dalam beberapa pekan terakhir, serangan Rusia menargetkan infrastruktur sipil Ukraina, merusak pasokan listrik dan air negara itu saat suhu mulai turun.

Para pejabat Barat percaya Iran telah memasok sejumlah besar drone ke Rusia, tetapi Moskow dan Teheran menyangkalnya.

Negara-negara Barat mengatakan Iran memasok drone yang dikembangkan di dalam negeri ke Moskow dan bahwa para ahli militer Iran berada di Crimea yang diduduki Rusia untuk memberikan dukungan teknis kepada pilot.



Kiev telah mengidentifikasi drone yang digunakan dalam beberapa serangan terhadap infrastrukturnya sebagai drone Iran Shahed-136. Mereka dikenal sebagai pesawat tak berawak "kamikaze" karena mereka hancur dalam serangan - dinamai berdasarkan aksi pilot pesawat tempur Jepang yang menerbangkan misi bunuh diri dalam Perang Dunia Kedua.

Ukraina mengatakan sekitar 400 drone telah digunakan oleh Rusia, dari total pesanan sekitar 2.000 senjata.

Tetapi Teheran telah berulang kali membantah bahwa mereka telah mencapai kesepakatan senjata dengan Kremlin, dan Moskow juga menyangkal menggunakan pesawat tak berawak Iran.

Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyebut tuduhan itu tidak berdasar dan mendesak Ukraina untuk memberikan bukti yang mendukung tuduhan.

"Jika menjadi jelas bagi kami bahwa Rusia telah menggunakan pesawat tak berawak Iran dalam perang melawan Ukraina, kami pasti tidak akan acuh tak acuh tentang masalah ini," tambahnya.

Musuh regional Teheran, Israel, juga menyerang Iran atas dugaan ekspor tersebut. Selama pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada hari Kamis, Presiden Isaac Herzog mengecam kegiatan rezim Teheran.

"Fakta bahwa Iran, mengikuti kegiatannya dalam membunuh warganya sendiri, dalam bekerja menuju senjata nuklir tanpa henti, membahayakan seluruh dunia dan kawasan - dan sekarang membunuh warga sipil tak berdosa di Ukraina, jelas itu memberi Anda gambaran tentang apa sebenarnya Iran itu," kata Herzog.



Sebelum kunjungan itu, dia telah berjanji untuk berbagi "bukti" dengan Biden bahwa Iran memasok senjata.

Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut penggunaan drone Rusia yang agresif "mengerikan".

Selama kunjungan ke ibu kota Kanada, Ottawa, diplomat top AS itu menuduh komandan Rusia menggunakan perangkat untuk membunuh warga sipil Ukraina dan menghancurkan infrastruktur yang mereka andalkan untuk listrik, air, panas.

"Kanada dan Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mengekspos, menghalangi, dan melawan penyediaan senjata ini oleh Iran," kata Blinken.

Sementara itu, para pejabat AS mengatakan mereka akan memasok Ukraina dengan tambahan bantuan militer sebesar USD275 juta atau sekitar Rp4,2 triliun, menurut Associated Press.

Bantuan tersebut diharapkan akan digunakan untuk mengisi kembali amunisi untuk sistem artileri Ukraina, termasuk peluncur HIMARS yang telah digunakan oleh pasukan Kiev untuk menghasilkan efek yang besar.

Di lapangan, pertempuran telah melambat dalam beberapa hari terakhir, dengan kemajuan Ukraina yang sangat diantisipasi di kota selatan Kherson terhenti karena cuaca buruk.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1212 seconds (0.1#10.140)