Eks Jenderal AS: Putin Miliki Ribuan Senjata Nuklir tapi Tak Mungkin Menggunakannya

Kamis, 27 Oktober 2022 - 07:32 WIB
loading...
Eks Jenderal AS: Putin...
Presiden Vladimir Putin memantau latihan nuklir Rusia pada hari Rabu. Dia dinilai tidak mungkin menggunakan senjata nuklir Rusia di Ukraina karena konsekuensi negatif yang harus dihadapi. Foto/Kremlin
A A A
KIEV - Seorang pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) mengatakan senjata nuklir Rusia mengkhawatirkan karena jumlahnya ribuan. Namun, menurutnya, Presiden Vladimir Putin sangat tidak mungkin untuk menggunakannya dalam perang dengan Ukraina .

Ben Hodges, yang menjabat sebagai komandan jenderal Angkatan Darat AS-Eropa antara 2014 dan 2017, mengatakan kepada Kyiv Post pada hari Rabu bahwa meskipun dia menganggap ancaman perang nuklir sangat serius, dia tidak yakin Kremlin akan menggunakan tindakan drastis seperti itu bahkan jika Putin mulai kehilangan lebih banyak wilayah.

“Rusia memang memiliki ribuan senjata nuklir dan saya menganggap ancaman itu sangat serius, tetapi saya pikir sangat tidak mungkin mereka akan menggunakan senjata nuklir itu karena semua konsekuensi negatif yang harus mereka hadapi,” kata Hodges.

"Dan saya pikir Kremlin dan staf umum Rusia mengetahui hal ini," ujarnya.



Hodges juga menyebutkan apa yang dia yakini sebagai beberapa "salah perhitungan strategis" oleh Kremlin, dimulai dengan asumsi Rusia bahwa tentaranya memiliki keuntungan besar atas militer Ukraina.

"Kesalahan perhitungan kedua yang mereka buat, tentu saja, adalah bahwa Barat tidak akan peduli, karena kami telah menunjukkan bahwa kami tidak bersedia berbuat banyak setelah Georgia, setelah Crimea, setelah Suriah, dan mereka mungkin berpikir bahwa kami akan terus melakukannya, tidak bereaksi sangat kuat," lanjut Hodges.

Pensiunan jenderal itu mengatakan bahwa Rusia juga berasumsi bahwa rasa sakit atau hukuman apa pun yang akan dihasilkan dari invasi ke Ukraina akan sepadan dengan apa yang bisa diperoleh negara sebagai imbalannya.

"Mereka ingin menghancurkan Ukraina sebagai sebuah negara, mereka ingin menghancurkan gagasan Ukraina sebagai sebuah negara," kata Hodges.

"Tetapi mereka tentu saja memiliki tujuan nyata, untuk mendapatkan Crimea dan untuk memastikan keberlanjutan Crimea, tetapi pada kenyataannya juga untuk menyingkirkan Ukraina atau menyingkirkan pemerintahan Presiden [Volodymyr] Zelensky dan mendapatkan beberapa gagasan bahwa mereka akan menjadi lebih setuju...Itu akan menjadi hasilnya," paparnya.

Hodges juga membahas mobilisasi penuh Putin baru-baru ini untuk pasukan Rusia, menyebut langkah itu sebagai malapetaka bagi Kremlin. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan lebih banyak pasukan.

"Jelas, bagi orang-orang [mobilisasi] memperjelas bahwa Putin kehilangan kendali di dalam Rusia," kata Hodges.

"Setengah juta pria Rusia usia militer meninggalkan Rusia untuk menghindari mobilisasi. Itu memberi tahu Anda bahwa orang-orang Rusia tidak memiliki keinginan untuk pertarungan ini, mereka tidak ingin berada di sana," paparnya.

Hodges telah vokal tentang perang di Ukraina sejak invasi Rusia pada bulan Februari, termasuk mengatakan kepada outlet media Lithuania pada bulan September bahwa dia yakin Ukraina dapat mendorong pasukan Rusia keluar dari Crimea dan wilayah pendudukan lainnya pada pertengahan tahun 2023.

"Setiap kesempatan yang saya miliki untuk mencoba dan menjelaskan bahwa ya, Ukraina akan menang, ya, Rusia akan dikalahkan, dan kita harus terbiasa dengan gagasan bahwa Rusia tidak berhak atas wilayah Ukraina mana pun," imbuh dia.

Para pemimpin Barat terus-menerus mengutuk ancaman senjata nuklir Putin dalam perangnya dengan Ukraina, termasuk Presiden Joe Biden yang mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa penggunaan senjata nuklir taktis akan menjadi kesalahan serius oleh Rusia.

Ketegangan antara Kremlin dan Barat semakin meningkat pada hari Rabu setelah Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mencatat bahwa setiap partisipasi militer AS dalam perang melawan Rusia akan mengakibatkan konsekuensi bencana.

Komentar Antonov mengikuti laporan dari CBS pekan lalu bahwa pasukan AS yang dikerahkan di dekat perbatasan Ukraina-Rumania mengatakan mereka siap untuk menyeberang sebagai tanggapan atas eskalasi atau serangan terhadap NATO.

Komentar Hodges muncul ketika Putin memantau latihan militer Rusia yang mempraktikkan serangan nuklir pembalasan.

Menteri Pertahanan Sergey Shoigu menggambarkan tujuan latihan itu sebagai menguji kesiapan pasukan ofensif strategis Rusia. "Untuk melakukan serangan nuklir besar-besaran sebagai tanggapan atas serangan nuklir musuh," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/0/2022).

Menurut Kremlin, pasukan penangkal darat, laut, dan penerbangan mengambil bagian dalam manuver tersebut.

Target yang terletak di Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia dilenyapkan oleh rudal balistik antarbenua Yars, yang ditembakkan dari Kosmodrom Plesetsk di Wilayah Arkhangelsk, dan rudal balistik Sineva, yang diluncurkan dari Laut Barents.

Pesawat pengebom strategis Tu-95 juga ambil bagian dalam latihan tersebut.

Presiden Putin memerintahkan tingkat kesiapan pasukan nuklir strategis Rusia untuk ditingkatkan pada akhir Februari, beberapa hari setelah Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina.

Dalam beberapa pekan terakhir, AS dan beberapa kekuatan Barat lainnya telah mengeklaim bahwa Moskow berencana untuk melakukan serangan nuklir taktis di Ukraina—yang dibantah keras oleh Kremlin.

Sebaliknya, Moskow menuduh Ukraina bersiap meledakkan bom kotor untuk menjebak Rusia. Menteri Pertahanan Shoigu menelepon rekan-rekannya menteri pertahanan AS, Inggris, dan beberapa negara lain untuk berbagi keprihatinan Moskow.

Ukraina telah menolak tuduhan itu sebagai hal yang tidak masuk akal.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Unjuk Kekuatan, Kapal...
Unjuk Kekuatan, Kapal Selam Nuklir Rusia Tembakkan Rudal Jelajah Kalibr Sejauh 1.100 Km
Jet Tempur Su-27 Ukraina...
Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Bertempur Melawan Drone Rusia
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
Kenapa Rusia Tidak Datang...
Kenapa Rusia Tidak Datang ke Pemakaman Paus Fransiskus?
Dengan Tulus, Putin...
Dengan Tulus, Putin Ucapkan Terima Kasih kepada Tentara Korea Utara yang Membantu Merebut Kursk
Putin Umumkan Gencatan...
Putin Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari untuk Perayaan Kemenangan Perang Dunia II
Kim Jong-un Janji Bangun...
Kim Jong-un Janji Bangun Monumen bagi Tentaranya yang Gugur di Perang Rusia
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Profil Hussein Al Sheikh,...
Profil Hussein Al Sheikh, Calon Kuat Pengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Rekomendasi
Jetour Bakal Sulap Diler...
Jetour Bakal Sulap Diler Jadi Tempat Nongkrong Traveler! Ekspansi Gila-gilaan, Penjualan Sesuai Target
Nasabah Bank Jatim Bawa...
Nasabah Bank Jatim Bawa Pulang Hadiah Utama Undian Simpeda Rp500 Juta
Sinopsis Sinetron Terbelenggu...
Sinopsis Sinetron Terbelenggu Rindu Eps 224: Tekanan Noah dan Vernie Atas Arkana
Berita Terkini
Siapa Sayyid Theyazin?...
Siapa Sayyid Theyazin? Putra Mahkota Oman yang Menikah dalam Upacara Tertutup
19 menit yang lalu
Mahathir Mohamad: Bangsa...
Mahathir Mohamad: Bangsa Melayu Kehilangan Singapura, Jatuh ke Tangan Orang China
28 menit yang lalu
3 Fakta Pembunuhan Muslim...
3 Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis yang Gegerkan Dunia, Pemicunya Islamofobia?
52 menit yang lalu
Drama Perseteruan Klan...
Drama Perseteruan Klan Miliarder Kwek Guncang Singapura, Berikut 3 Faktanya
1 jam yang lalu
Siapa Munira Abdulla?...
Siapa Munira Abdulla? Perempuan Uni Emirat Arab yang Bangun setelah 27 Tahun Koma
2 jam yang lalu
Nasib Umat Muslim di...
Nasib Umat Muslim di India ketika Konflik Kashmir Memanas, Diteriaki Pengkhianat dan Diusir dari Tanah Kelahirannya
3 jam yang lalu
Infografis
Klaim AS Hendak Bunuh...
Klaim AS Hendak Bunuh Putin Bisa Picu Perang Nuklir dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved