MBS Dilaporkan Mengolok-olok Biden, Pertanyakan Kondisi Mentalnya

Selasa, 25 Oktober 2022 - 22:17 WIB
loading...
MBS Dilaporkan Mengolok-olok Biden, Pertanyakan Kondisi Mentalnya
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman dan Presiden AS Joe Biden. Foto/Japan Times
A A A
RIYADH - Hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) "retak" karena ketidaksukaan dan ketidakpercayaan antara Presiden Joe Biden dan Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman (MBS). Demikian laporan yang diturunkan Wall Street Journal (WSJ) mengutip sumber-sumber pemerintah di Riyadh.

Menurut sumber surat kabar itu putra mahkota berusia 37 tahun itu, yang merupakan penguasa sehari-hari monarki Teluk dan putra Raja Salman, mengolok-olok Presiden AS itu secara pribadi, mengolok-olok banyak kesalahan publiknya, dan mempertanyakan ketajaman mentalnya.

Pasangan itu tidak suka atau percaya satu sama lain dan sang pangeran dilaporkan lebih disukai mantan Presiden Donald Trump.

Biden telah melawan tuduhan bahwa kesehatan fisik dan mentalnya telah memburuk, klaim yang diperburuk oleh banyaknya kesalahan depan publik di mana Presiden AS itu terpeleset lidah dan tampak bingung di berbagai acara.



Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC pada hari Minggu, Biden mengakui bahwa "sah" bagi orang Amerika untuk khawatir tentang usianya yang lanjut, tetapi bersikeras dia masih bugar dan sehat.

"Sementara kekuatan geopolitik dan ekonomi telah mendorong irisan antara Washington dan Riyadh selama bertahun-tahun, permusuhan pribadi antara Biden dan MBS telah “memperdalam ketegangan,” tulis WSJ seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (25/10/2022).

Keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi minyak dan menaikkan harga minyak mentah di tengah inflasi yang tinggi menjelang pemilihan paruh waktu AS telah memperkuat perasaan buruk, dengan Gedung Putih baru-baru ini mengakui sedang "mengevaluasi kembali" hubungannya dengan Saudi.

Pemerintahan Biden juga memandang pengurangan produksi minyak karena Riyadh menawarkan bantuan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah serangan berkelanjutan Moskow di Ukraina, karena hal itu menaikkan harga minyak dan “membantu mendanai” upaya militer Rusia, yang merusak sanksi Barat.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1303 seconds (0.1#10.140)