Konsumsi Air Terkontaminasi, 15.000 Warga Suriah Terjangkit Kolera

Minggu, 23 Oktober 2022 - 16:05 WIB
loading...
Konsumsi Air Terkontaminasi, 15.000 Warga Suriah Terjangkit Kolera
Konsumsi Air Terkontaminasi, 15.000 Warga Suriah Terjangkit Kolera. FOTO/Reuters
A A A
DAMASKUS - Lebih dari 15.000 terinfeksi dan puluhan meninggal akibat Kolera di Suriah . Muncul pula kekhawatiran bahwa Kolera bisa segera menyerang negara-negara tetangga. Lebanon dan Irak telah mendaftarkan kasus pertama mereka.

Perang selama 12 tahun, kelaparan, kemiskinan, COVID, dan, di sebagian besar negara, infrastruktur yang hancur. Kini, Suriah menghadapi bencana berikutnya. Kolera telah menyebar dengan cepat di timur laut dan barat laut negara itu, menghantam daerah sekitar Aleppo, Idlib dan Al-Hasakah.



Wabah kolera pertama di Suriah tercatat pada 10 September. Menurut organisasi bantuan Caritas International, lebih dari 15.000 kasus telah didokumentasikan dan sejak itu tingkat infeksi terus meningkat. Lebih dari 60 orang telah meninggal.

Ancaman kolera menyebar ke seluruh Suriah dan bahkan ke negara-negara tetangga sangat nyata. Ratusan kasus telah terdaftar di dekat perbatasan Lebanon ke Suriah. Kasus juga telah dicatat di Irak.

Kolera adalah gastroenteritis akut yang dipicu oleh bakteri kolera, yang pada gilirannya menyebabkan diare parah, muntah dan dehidrasi. Infeksi sering terjadi melalui air minum yang terkontaminasi.

"Penyakit ini sangat menular dan dapat dengan cepat berkembang menjadi epidemi," kata Lucia Ringtho dari Doctors Without Borders (MSF) kepada DW dalam sebuah wawancara. Ringtho adalah penasihat medis MSF untuk Suriah.



Doctors Without Borders dan pejabat kesehatan lokal di Raqqa telah mendirikan pusat perawatan kolera dan dua tempat perawatan rawat jalan di Administrasi Otonomi Kurdi Suriah Utara dan Timur. Caritas Syria juga aktif di wilayah tersebut, mendidik penduduk setempat serta mendistribusikan obat-obatan untuk melindungi dari infeksi dan tablet untuk mendisinfeksi air minum.

Warga Suriah mengkonsumsi air dan sayuran yang terkontaminasi karena harga meroket. Caritas Syria juga bekerja di Aleppo yang dikuasai pemerintah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)