Kunjungi Masjid Agung, Macron Akui Pengorbanan 70.000 Tentara Muslim Saat Perang Dunia

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 16:51 WIB
loading...
Kunjungi Masjid Agung, Macron Akui Pengorbanan 70.000 Tentara Muslim Saat Perang Dunia
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Masjid Agung Paris untuk memperingati seratus tahun pembangunannya. Foto/karimamellal/Twitter
A A A
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Masjid Agung Paris untuk memperingati 100 tahun pendiriannya.

Macron disambut Kepala Masjid Agung Chems-Eddine Hafiz, sebelum meninjau pameran tentang sejarah masjid pada 20 Oktober 2022.



Hafiz dianugerahi lencana Legiun Kehormatan oleh Macron. Lencana itu merupakan kehormatan sipil tertinggi di Prancis.

Upacara tersebut juga dihadiri Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, dan Menteri Angkatan Bersenjata Sebastien Lecornu.

Macron juga meluncurkan plakat yang menandai "pengakuan" Prancis atas pengorbanan yang dilakukan oleh para tentara Muslim selama Perang Dunia 1.



Masjid Agung adalah masjid tertua di Metropolitan Prancis dan salah satu yang terbesar di negara ini. Masjid itu diresmikan selama tahun-tahun antar perang pada 1920-an untuk menghormati 70.000 Muslim yang tewas berjuang untuk Prancis dalam perang tersebut.

Pada 22 Oktober 1922, Sultan Moulay Youssef dari Maroko, bersama dengan Presiden Prancis saat itu, Gaston Doumergue, meletakkan batu fondasi pertama masjid.

Masjid ini terkenal karena pernah menjadi tempat perlindungan bagi warga dan umat Yahudi yang diberi dokumen yang mengidentifikasi mereka sebagai Muslim selama pendudukan Nazi di Prancis.



Masjid ini dibangun sesuai desain tradisional Moor dan dibangun oleh 450 pengrajin Afrika Utara dan dihiasi ukiran kayu dan mosaik Zellige yang dibawa dari Maroko.

Terlepas dari hubungan Maroko pada masjid tersebut, pemerintah Prancis telah berusaha "menghapus" warisan Maroko demi menghubungkan pembangunannya ke Aljazair dalam upaya memperkuat hubungan Prancis-Aljazair.

Pada Senin, Macron menggambarkan Pembantaian Paris 1961 terhadap lusinan demonstran Aljazair yang damai sebagai "tidak dapat dibenarkan".

Meski demikian, dia tidak mau secara resmi meminta maaf pada peringatan ke-61 tahun dari insiden terkenal itu.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1922 seconds (0.1#10.140)