Diplomat Rusia: Kirim Senjata ke Ukraina, Jerman Langgar Garis Merah
loading...
A
A
A
BERLIN - Pihak berwenang Jerman seharusnya tidak melewati batas dengan mengirim pasokan senjata ke Kiev, mengingat tanggung jawab historis negara itu kepada rakyat Rusia. Hal itu diungkapkan utusan Rusia untuk Jerman, Sergey Nechayev.
“Senjata mematikan buatan Jerman, yang dipasok ke rezim Kiev, digunakan tidak hanya terhadap prajurit Rusia, tetapi juga terhadap warga sipil,” kata Nechayev, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Selasa (18/10/2022).
“Hal ini tentu saja merupakan garis merah yang tidak boleh dilintasi oleh otoritas Jerman, mengingat tanggung jawab historis Jerman kepada rakyat kami untuk itu. Kejahatan Nazi selama Perang Patriotik Hebat. Belum lagi kontribusi kami pada reunifikasi Jerman pascaperang," lanjut diplomat itu.
Menurutnya, orang harus memahami bahwa garis merah ini juga selalu ada di Jerman. Nechaev menunjukkan, mengingat selama beberapa dekade Berlin menahan diri untuk tidak mengirim senjata, terutama peralatan militer berat ke zona konflik bersenjata.
"Ada konsensus politik domestik yang luas tentang hal ini. Praktiknya hanya berubah sekarang dan hanya terkait dengan Rusia," tegasnya. "Itu adalah keputusan pemerintah koalisi baru Jerman, yang kami anggap sebagai kesalahan serius," kata utusan itu.
"Tentu saja, perubahan seperti itu tidak dapat membantu tetapi memiliki efek paling negatif pada hubungan bilateral kita dan prospek perkembangannya," kata Nechayev.
Nechayev juga memperingatkan bahwa pemompaan Ukraina yang tidak terkendali dengan senjata yang melanggar aturan perdagangan senjata internasional dan kontrol ekspor hanya mengarah pada perpanjangan konflik, kehancuran baru, korban sipil, dan destabilisasi lebih lanjut dari situasi di Eropa, termasuk Jerman sendiri.
"Ada ancaman nyata senjata Barat dari Ukraina, termasuk peluru kendali anti-tank (ATGM) dan sistem pertahanan udara portabel (MANPADS), jatuh ke tangan kelompok teroris dan organisasi ekstremis," katanya.
Diplomat Rusia itu menunjukkan bahwa penjualan sistem mematikan di darknet sedang berjalan lancar. “Orang akan berharap bahwa akal sehat akan menang, tetapi sejauh ini kami hanya mendengar tentang rencana pengiriman senjata Jerman yang semakin banyak ke Ukraina,” Nechaev menyimpulkan.
“Senjata mematikan buatan Jerman, yang dipasok ke rezim Kiev, digunakan tidak hanya terhadap prajurit Rusia, tetapi juga terhadap warga sipil,” kata Nechayev, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Selasa (18/10/2022).
“Hal ini tentu saja merupakan garis merah yang tidak boleh dilintasi oleh otoritas Jerman, mengingat tanggung jawab historis Jerman kepada rakyat kami untuk itu. Kejahatan Nazi selama Perang Patriotik Hebat. Belum lagi kontribusi kami pada reunifikasi Jerman pascaperang," lanjut diplomat itu.
Menurutnya, orang harus memahami bahwa garis merah ini juga selalu ada di Jerman. Nechaev menunjukkan, mengingat selama beberapa dekade Berlin menahan diri untuk tidak mengirim senjata, terutama peralatan militer berat ke zona konflik bersenjata.
"Ada konsensus politik domestik yang luas tentang hal ini. Praktiknya hanya berubah sekarang dan hanya terkait dengan Rusia," tegasnya. "Itu adalah keputusan pemerintah koalisi baru Jerman, yang kami anggap sebagai kesalahan serius," kata utusan itu.
"Tentu saja, perubahan seperti itu tidak dapat membantu tetapi memiliki efek paling negatif pada hubungan bilateral kita dan prospek perkembangannya," kata Nechayev.
Nechayev juga memperingatkan bahwa pemompaan Ukraina yang tidak terkendali dengan senjata yang melanggar aturan perdagangan senjata internasional dan kontrol ekspor hanya mengarah pada perpanjangan konflik, kehancuran baru, korban sipil, dan destabilisasi lebih lanjut dari situasi di Eropa, termasuk Jerman sendiri.
"Ada ancaman nyata senjata Barat dari Ukraina, termasuk peluru kendali anti-tank (ATGM) dan sistem pertahanan udara portabel (MANPADS), jatuh ke tangan kelompok teroris dan organisasi ekstremis," katanya.
Diplomat Rusia itu menunjukkan bahwa penjualan sistem mematikan di darknet sedang berjalan lancar. “Orang akan berharap bahwa akal sehat akan menang, tetapi sejauh ini kami hanya mendengar tentang rencana pengiriman senjata Jerman yang semakin banyak ke Ukraina,” Nechaev menyimpulkan.
(esn)