Badan Mata-mata Negara Uni Eropa: Rusia Mencoba Hancurkan Barat
loading...
A
A
A
PRAHA - Kepala Badan Informasi Keamanan Ceko (BIS) Michal Koudelka memperingatkan Rusia adalah ancaman besar bagi NATO dan semua negara Barat.
Koudelka mengungkapkan hal itu pada para anggota parlemen negara itu pekan lalu. Pada Senin (17/10/2022), lembaga itu menerbitkan laporan tahunan yang menyebut Rusia, China, dan Iran sebagai negara yang terlibat dalam “kegiatan intelijen dan subversif” yang menargetkan Republik Ceko.
“Rusia telah mencap kami sebagai musuhnya. Dan Rusia ingin menghancurkan musuhnya, yaitu kami, NATO, dan komunitas Barat,” ujar Koudelka kepada panel pejabat intelijen dan pakar yang diselenggarakan parlemen Ceko pekan lalu.
Dia menuding, “Moskow akan menggunakan semua cara, semua kemungkinan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan ini.”
Koudelka juga mengatakan kegiatan Rusia mengancam “tindakan bersatu negara-negara anggota (UE)” terhadap Rusia sendiri.
Dia menyebut ini salah satu “risiko terbesar” yang dihadapi komunitas Barat ketika terkait Moskow.
Dia percaya Rusia berusaha meyakinkan orang-orang Eropa bahwa pasokan energinya sangat penting untuk kesejahteraan Eropa dan sanksi terhadap Rusia lebih merugikan Eropa daripada Rusia.
Laporan tahunan untuk tahun 2021, yang disajikan BIS pekan ini, juga menyebut Rusia dan China sebagai ancaman keamanan utama.
Meskipun tidak menuduh Rusia berusaha "menghancurkan" Barat atau Republik Ceko khususnya, laporan itu berfokus pada dugaan upaya Moskow mendukung aktivis pro-Rusia, memperluas kelompok jurnalis pro-Rusia, dan menciptakan konten media alternatif, yang seharusnya mendorong “propaganda Rusia.”
Beijing juga dituduh berusaha "memberikan pengaruh" pada Republik Ceko untuk mempromosikan "kebijakan luar negeri China yang merugikan kepentingan nasional Ceko," terutama dalam hal hubungan dengan Taiwan.
Baik Rusia maupun China dituduh melakukan kegiatan “spionase siber yang disponsori negara” di Republik Ceko, UE, dan NATO.
Baik Moskow maupun Beijing sejauh ini tidak mengomentari pernyataan Koudelka dan laporan BIS.
Perkembangan itu terjadi ketika hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat sangat tegang karena konflik antara Moskow dan Kiev, di mana AS dan sekutunya di Eropa serta di tempat lain telah mendukung Ukraina dengan bantuan keuangan dan militer.
Republik Ceko mengambil sikap keras terhadap Rusia pada awal konflik dengan mengambil bagian dalam semua sanksi Barat terhadap Moskow.
Ceko melarang warga Rusia memasuki negara itu, dan menjadi salah satu dari sedikit negara Barat yang mengirim tank tempur buatan Soviet ke Ukraina.
Koudelka mengungkapkan hal itu pada para anggota parlemen negara itu pekan lalu. Pada Senin (17/10/2022), lembaga itu menerbitkan laporan tahunan yang menyebut Rusia, China, dan Iran sebagai negara yang terlibat dalam “kegiatan intelijen dan subversif” yang menargetkan Republik Ceko.
“Rusia telah mencap kami sebagai musuhnya. Dan Rusia ingin menghancurkan musuhnya, yaitu kami, NATO, dan komunitas Barat,” ujar Koudelka kepada panel pejabat intelijen dan pakar yang diselenggarakan parlemen Ceko pekan lalu.
Dia menuding, “Moskow akan menggunakan semua cara, semua kemungkinan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan ini.”
Koudelka juga mengatakan kegiatan Rusia mengancam “tindakan bersatu negara-negara anggota (UE)” terhadap Rusia sendiri.
Dia menyebut ini salah satu “risiko terbesar” yang dihadapi komunitas Barat ketika terkait Moskow.
Dia percaya Rusia berusaha meyakinkan orang-orang Eropa bahwa pasokan energinya sangat penting untuk kesejahteraan Eropa dan sanksi terhadap Rusia lebih merugikan Eropa daripada Rusia.
Laporan tahunan untuk tahun 2021, yang disajikan BIS pekan ini, juga menyebut Rusia dan China sebagai ancaman keamanan utama.
Meskipun tidak menuduh Rusia berusaha "menghancurkan" Barat atau Republik Ceko khususnya, laporan itu berfokus pada dugaan upaya Moskow mendukung aktivis pro-Rusia, memperluas kelompok jurnalis pro-Rusia, dan menciptakan konten media alternatif, yang seharusnya mendorong “propaganda Rusia.”
Beijing juga dituduh berusaha "memberikan pengaruh" pada Republik Ceko untuk mempromosikan "kebijakan luar negeri China yang merugikan kepentingan nasional Ceko," terutama dalam hal hubungan dengan Taiwan.
Baik Rusia maupun China dituduh melakukan kegiatan “spionase siber yang disponsori negara” di Republik Ceko, UE, dan NATO.
Baik Moskow maupun Beijing sejauh ini tidak mengomentari pernyataan Koudelka dan laporan BIS.
Perkembangan itu terjadi ketika hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat sangat tegang karena konflik antara Moskow dan Kiev, di mana AS dan sekutunya di Eropa serta di tempat lain telah mendukung Ukraina dengan bantuan keuangan dan militer.
Republik Ceko mengambil sikap keras terhadap Rusia pada awal konflik dengan mengambil bagian dalam semua sanksi Barat terhadap Moskow.
Ceko melarang warga Rusia memasuki negara itu, dan menjadi salah satu dari sedikit negara Barat yang mengirim tank tempur buatan Soviet ke Ukraina.
(sya)