Wali Kota Umumkan Mobilisasi Parsial Selesai di Moskow

Senin, 17 Oktober 2022 - 18:35 WIB
loading...
Wali Kota Umumkan Mobilisasi...
Pasukan cadangan naik bus di St Petersburg, Moskow, Rusia. Foto/Valentin Yegorshin/TASS
A A A
MOSKOW - Wali Kota Sergey Sobyanin mengumumkan Moskow telah menutup kantor-kantor mobilisasi pada Senin (17/10/2022). Pemerintah Moskow menyelesaikan rencananya untuk pendaftaran cadangan militer.

Dia menjelaskan, draf pemberitahuan yang sudah dikirim ke rumah dan tempat kerja warga tidak lagi dianggap valid.

“Mobilisasi telah menjadi ujian serius bagi ribuan keluarga di Moskow, yang ayah, suami, dan putranya sekarang sedang dalam perjalanan menjadi tentara. Namun demikian, target mobilisasi parsial telah tercapai berkat pertama dan terutama atas tanggung jawab, kehormatan, dan patriotisme warga Moskow,” ungkap Sobyanin di blog resminya.



Atas nama dewan kota, dia mengucapkan terima kasih kepada warga Moskow yang mempertaruhkan nyawa mereka, dan menjanjikan dukungan penuh untuk keluarga mereka.

“Kami akan berharap dan berdoa agar Anda kembali hidup dan sehat. Untuk kembali dengan kemenangan. Untuk menjaga keamanan dan kemerdekaan bangsa kita,” papar dia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan bulan lalu.

Putin menyatakan tenaga tambahan diperlukan untuk mempertahankan operasi militer Rusia di Ukraina.



Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan ingin semua wilayah Rusia menyumbangkan total 300.000 orang untuk mendukung tentara.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.

Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1206 seconds (0.1#10.140)