3 Jurnalis Rusia yang Dibunuh Sepanjang Pemerintahan Vladimir Putin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Memiliki risiko pekerjaan yang tinggi, jurnalis tentu harus siap menghadapi tantangan serta rintangan di depan mata.
Bahkan, salah satu risiko tersebut adalah mempertaruhkan nyawa, khususnya bagi jurnalis yang melakukan investigasi mengenai konflik di negara-negara tertentu.
Contohnya adalah di Rusia, di mana ada beberapa orang jurnalis yang dibunuh ketika bertugas atau saat sedang kembali ke kediamannya.
Berikut adalah 3 jurnalis Rusia yang dibunuh di sepanjang pemerintahan Vladimir Putin.
1. Arkady Babchenko
Arkady Babchenko merupakan jurnalis Rusia yang dibunuh pada Mei 2018 di Kiev, Ukraina. Babchenko ditembak ketika dia hendak kembali ke apartemennya di Kiev.
Melansir BBC, Babchenko bahkan masih terlihat di konferensi pers, kurang dari 24 jam sebelum pembunuhannya. Babchenko diduga sudah mengetahui bahwa pihak Rusia akan membunuhnya.
Sebab, dirinya menjadi salah satu jurnalis yang kontra dengan Rusia dan sudah intensif melakukan komunikasi dengan pihak Dinas Keamanan Ukraina.
Banyak pihak menduga, kematian Babchenko adalah ulah dari seorang pembunuh bayaran Ukraina yang direkrut pasukan keamanan Rusia.
Sementara itu, pemerintah Rusia justru terlihat bersikap sebaliknya dengan mengutuk keras pembunuhan tersebut.
Menurutnya, kasus pembunuhan Babchenko adalah upaya tindakan provokasi anti-Rusia.
2. Orkhan Djemal
Selanjutnya, ada jurnalis muslim Rusia, Orkhan Djemal, yang menjadi korban pembunuhan pada Agustus 2018.
Jurnalis senior sekaligus terkemuka ini dibunuh di Republik Afrika Tengah ketika sedang melakukan investigasi terkait kasus perusahaan militer swasta Rusia yang memiliki hubungan dengan Kremlin. Perusahaan tersebut diketahui juga aktif di Suriah dan Ukraina.
The Guardian menyebut Djemal disergap dan dibunuh bersama 2 jurnalis lain (Alexander Rastorguev dan Kirill Radchenko), di sekitaran wilayah Bangui.
Djemal dan kawan-kawannya tersebut dikenal sebagai jurnalis ulung yang pernah bekerja di media independen atau oposisi.
Djemal sendiri merupakan mantan editor politik di Novaya Gazeta, dan berpengalaman dalam meliput konflik di Georgia dan Ukraina.
Bahkan, Djemal yang terkenal sangat berani pernah dipenjara di Somalia dan mengalami luka ketika meliput di Libya.
3. Darya Aleksandrovna Dugina
Jurnalis Rusia, Darya Dugina (29) tewas dalam ledakan di sekitar Kota Moskow pada Agustus 2022. Berbagai pihak memperkirakan, pengeboman tersebut sebenarnya menyasar ayah Darya, Alexander Dugin.
Ia dikenal sebagai filsuf dan orang kepercayaan Putin. Bahkan, Alexander Dugin disebut sebagai “otak Putin” dan sangat dekat dengan Putin.
Saat kejadian, Alexander dan Darya sedang berada di mobil. Keduanya akan menghadiri festival dan Alexander berkesempatan untuk memberikan kuliah.
Ketika akan meninggalkan lokasi festival, pasangan ayah dan anak ini memutuskan untuk melakukan perjalanan terpisah.
Tak berapa lama, Alexander dikejutkan dengan mobil putrinya yang sudah dalam keadaan terbakar, dan Darya dinyatakan tewas di tempat.
Petugas mengonfirmasi adanya alat peledak yang ditanam di bawah mobil. Kasus tersebut langsung ditangani pihak keamanan dan pakar forensik.
Pemerintah Rusia menuding aksi pembunuhan itu dilakukan oleh agen Ukraina. Sejumlah rekaman CCTV menunjukkan tersangka pelaku pembunuhan adalah agen Ukraina.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, PEPC JTB dan IJTI Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bojonegoro
Bahkan, salah satu risiko tersebut adalah mempertaruhkan nyawa, khususnya bagi jurnalis yang melakukan investigasi mengenai konflik di negara-negara tertentu.
Contohnya adalah di Rusia, di mana ada beberapa orang jurnalis yang dibunuh ketika bertugas atau saat sedang kembali ke kediamannya.
Berikut adalah 3 jurnalis Rusia yang dibunuh di sepanjang pemerintahan Vladimir Putin.
1. Arkady Babchenko
Arkady Babchenko merupakan jurnalis Rusia yang dibunuh pada Mei 2018 di Kiev, Ukraina. Babchenko ditembak ketika dia hendak kembali ke apartemennya di Kiev.
Melansir BBC, Babchenko bahkan masih terlihat di konferensi pers, kurang dari 24 jam sebelum pembunuhannya. Babchenko diduga sudah mengetahui bahwa pihak Rusia akan membunuhnya.
Sebab, dirinya menjadi salah satu jurnalis yang kontra dengan Rusia dan sudah intensif melakukan komunikasi dengan pihak Dinas Keamanan Ukraina.
Banyak pihak menduga, kematian Babchenko adalah ulah dari seorang pembunuh bayaran Ukraina yang direkrut pasukan keamanan Rusia.
Sementara itu, pemerintah Rusia justru terlihat bersikap sebaliknya dengan mengutuk keras pembunuhan tersebut.
Menurutnya, kasus pembunuhan Babchenko adalah upaya tindakan provokasi anti-Rusia.
2. Orkhan Djemal
Selanjutnya, ada jurnalis muslim Rusia, Orkhan Djemal, yang menjadi korban pembunuhan pada Agustus 2018.
Jurnalis senior sekaligus terkemuka ini dibunuh di Republik Afrika Tengah ketika sedang melakukan investigasi terkait kasus perusahaan militer swasta Rusia yang memiliki hubungan dengan Kremlin. Perusahaan tersebut diketahui juga aktif di Suriah dan Ukraina.
The Guardian menyebut Djemal disergap dan dibunuh bersama 2 jurnalis lain (Alexander Rastorguev dan Kirill Radchenko), di sekitaran wilayah Bangui.
Djemal dan kawan-kawannya tersebut dikenal sebagai jurnalis ulung yang pernah bekerja di media independen atau oposisi.
Djemal sendiri merupakan mantan editor politik di Novaya Gazeta, dan berpengalaman dalam meliput konflik di Georgia dan Ukraina.
Bahkan, Djemal yang terkenal sangat berani pernah dipenjara di Somalia dan mengalami luka ketika meliput di Libya.
3. Darya Aleksandrovna Dugina
Jurnalis Rusia, Darya Dugina (29) tewas dalam ledakan di sekitar Kota Moskow pada Agustus 2022. Berbagai pihak memperkirakan, pengeboman tersebut sebenarnya menyasar ayah Darya, Alexander Dugin.
Ia dikenal sebagai filsuf dan orang kepercayaan Putin. Bahkan, Alexander Dugin disebut sebagai “otak Putin” dan sangat dekat dengan Putin.
Saat kejadian, Alexander dan Darya sedang berada di mobil. Keduanya akan menghadiri festival dan Alexander berkesempatan untuk memberikan kuliah.
Ketika akan meninggalkan lokasi festival, pasangan ayah dan anak ini memutuskan untuk melakukan perjalanan terpisah.
Tak berapa lama, Alexander dikejutkan dengan mobil putrinya yang sudah dalam keadaan terbakar, dan Darya dinyatakan tewas di tempat.
Petugas mengonfirmasi adanya alat peledak yang ditanam di bawah mobil. Kasus tersebut langsung ditangani pihak keamanan dan pakar forensik.
Pemerintah Rusia menuding aksi pembunuhan itu dilakukan oleh agen Ukraina. Sejumlah rekaman CCTV menunjukkan tersangka pelaku pembunuhan adalah agen Ukraina.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, PEPC JTB dan IJTI Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bojonegoro
(sya)