Depresi, Penyintas Bom ISIS Bandara Brussels 2016 Meninggal Disuntik Mati

Minggu, 09 Oktober 2022 - 11:17 WIB
loading...
A A A
"Saya mendapatkan beberapa obat untuk sarapan. Dan hingga 11 antidepresan sehari. Saya tidak bisa hidup tanpanya," tulisnya dalam satu postingan.

"Dengan semua obat yang saya minum, saya merasa seperti hantu yang tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Mungkin ada solusi lain selain obat."

Psikolog sekolahnya memberi tahu RTBF bagaimana Shanti telah berjuang dengan depresi berat sebelum dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Menurut RTBF, Shanti meminta mereka melakukan eutanasia untuk "penderitaan kejiwaan yang tak tertahankan".



Euthanasia didefinisikan sebagai praktik dengan sengaja mengakhiri hidup seseorang untuk menghilangkan rasa sakit dan penderitaan.

Praktik ini legal di Belgia untuk individu yang berada dalam kondisi medis yang sia-sia dari penderitaan fisik atau mental yang konstan dan tak tertahankan yang tidak dapat diringankan, akibat gangguan serius dan tidak dapat disembuhkan yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan.

Menurut RTBF, permintaan resmi Shanti untuk di-eutanasia telah disetujui awal tahun ini oleh dua psikiater.

"Wanita itu di-eutanasia pada 7 Mei 2022, dikelilingi oleh keluarganya," bunyi laporan itu.

Namun, jaksa Antwerpen dilaporkan telah memulai penyelidikan setelah menerima keluhan dari ahli saraf di rumah sakit klinis akademik UZC Brugman di Brussels.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)