Bos Intel Militer Negara Uni Eropa: Rusia Tak akan Gunakan Nuklir
loading...
A
A
A
TALLINN - Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina karena hal itu secara militer tidak “masuk akal”. Kolonel Margo Grosberg dari pusat intelijen pertahanan militer Estonia mengungkapkan hal itu pada Jumat (7/10/2022).
Meski demikian, pakar dan politisi Barat telah berulang kali menyerukan peringatan perang nuklir.
“Saya menekankan bahwa dalam istilah militer, penggunaan senjata jenis ini tidak masuk akal dengan cara apa pun, itu tidak akan mencapai efek,” papar Grosberg, menurut penyiar berita ERR Estonia.
Namun, di tengah laporan di media Inggris bahwa Moskow sedang mempersiapkan latihan yang melibatkan kekuatan nuklirnya, dia menambahkan, “Ancaman nuklir harus diingat, tetapi tidak terlalu besar.”
Kremlin menolak laporan Inggris, dengan mengatakan tidak akan mengambil bagian dalam "retorika nuklir" dengan Barat.
Pembicaraan tentang kemungkinan serangan nuklir Rusia di Ukraina telah mencapai puncaknya di media Barat dalam beberapa pekan terakhir, dengan mata-mata Amerika, diplomat, dan Presiden AS Joe Biden sendiri membahas serangan seperti itu sebagai kemungkinan yang realistis.
Berbicara pada penggalangan dana di Washington pada Kamis malam, Biden menyatakan, “Kita memiliki ancaman langsung dari penggunaan senjata nuklir jika pada kenyataannya hal-hal itu terus berlanjut di jalur yang mereka tuju.”
Biden memperingatkan bahwa ledakan nuklir akan mengarah pada “Armagedon.”
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis meminta NATO meluncurkan "serangan pencegahan" terhadap Rusia selama diskusi tentang senjata nuklir.
Sementara ajudan Zelensky kemudian mengatakan presiden Ukraina tidak mengacu pada serangan nuklir, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pernyataan itu merupakan upaya memicu perang dunia, yang akan menyebabkan "konsekuensi bencana yang tak terduga."
Doktrin nuklir Rusia saat ini memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir awal di wilayah atau infrastrukturnya, atau jika keberadaan negara Rusia terancam oleh senjata nuklir atau konvensional.
Sebelum empat bekas wilayah Ukraina dimasukkan ke dalam Federasi Rusia pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dia akan mempertahankan tanah airnya dengan “segala cara yang tersedia bagi kita.”
Meski demikian, pakar dan politisi Barat telah berulang kali menyerukan peringatan perang nuklir.
“Saya menekankan bahwa dalam istilah militer, penggunaan senjata jenis ini tidak masuk akal dengan cara apa pun, itu tidak akan mencapai efek,” papar Grosberg, menurut penyiar berita ERR Estonia.
Namun, di tengah laporan di media Inggris bahwa Moskow sedang mempersiapkan latihan yang melibatkan kekuatan nuklirnya, dia menambahkan, “Ancaman nuklir harus diingat, tetapi tidak terlalu besar.”
Kremlin menolak laporan Inggris, dengan mengatakan tidak akan mengambil bagian dalam "retorika nuklir" dengan Barat.
Pembicaraan tentang kemungkinan serangan nuklir Rusia di Ukraina telah mencapai puncaknya di media Barat dalam beberapa pekan terakhir, dengan mata-mata Amerika, diplomat, dan Presiden AS Joe Biden sendiri membahas serangan seperti itu sebagai kemungkinan yang realistis.
Berbicara pada penggalangan dana di Washington pada Kamis malam, Biden menyatakan, “Kita memiliki ancaman langsung dari penggunaan senjata nuklir jika pada kenyataannya hal-hal itu terus berlanjut di jalur yang mereka tuju.”
Biden memperingatkan bahwa ledakan nuklir akan mengarah pada “Armagedon.”
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis meminta NATO meluncurkan "serangan pencegahan" terhadap Rusia selama diskusi tentang senjata nuklir.
Sementara ajudan Zelensky kemudian mengatakan presiden Ukraina tidak mengacu pada serangan nuklir, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pernyataan itu merupakan upaya memicu perang dunia, yang akan menyebabkan "konsekuensi bencana yang tak terduga."
Doktrin nuklir Rusia saat ini memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir awal di wilayah atau infrastrukturnya, atau jika keberadaan negara Rusia terancam oleh senjata nuklir atau konvensional.
Sebelum empat bekas wilayah Ukraina dimasukkan ke dalam Federasi Rusia pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dia akan mempertahankan tanah airnya dengan “segala cara yang tersedia bagi kita.”
(sya)