Alasan Hongaria dan Bulgaria Tolak Beri Sanksi ke Rusia

Senin, 03 Oktober 2022 - 15:15 WIB
loading...
Alasan Hongaria dan Bulgaria Tolak Beri Sanksi ke Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berbicara dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban sebelum konferensi pers bersama di Budapest, 17 Februari 2015. Foto/REUTERS/Laszlo Balogh
A A A
BUDAPEST - Hongaria merupakan salah satu anggota Uni Eropa yang menolak memberi sanksi ke Rusia. Sanksi terhadap Rusia yang diberikan tersebut merupakan sanksi putaran kedelapan sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Menurut Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban pada Kamis (29/9/2022), negaranya tidak dapat mendukung sanksi ke Rusia jika sanksi tersebut mengandung sanksi energi.

Sebelumnya, pada Rabu (28/9/2022), eksekutif Uni Eropa (EU) mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi baru tersebut termasuk pembatasan perdagangan yang lebih ketat hingga batasan harga minyak.



Sanksi yang diusulkan tidak termasuk langkah yang lebih keras, seperti larangan mengimpor berlian Rusia, yang diupayakan oleh Polandia serta tiga negara Baltik lainnya.

Guna mencapai hal tersebut, negara Uni Eropa membutuhkan suara bulat untuk menjatuhkan sanksi. Namun, tidak semua negara Uni Eropa menyetujuinya.

Orban menjadi kritikus yang vokal dengan mengatakan sanksi Uni Eropa menjadi bumerang. Di mana sanksi menaikkan harga energi memberi pukulan untuk ekonomi Uni Eropa.

Selain itu, Kepala Staf Perdana Menteri Hongaria Gergely Gulyas mengatakan, Hongaria sudah melakukan banyak hal guna mempertahankan persatuan Uni Eropa.

Namun apabila ada sanksi energi, Hongaria tidak akan mendukungnya. Diketahui, 85 persen kebutuhan gas serta 60 persen kebutuhan minyak Hongaria didatangkan dari Rusia.

Maka dari itu, Hongaria pun menolak keputusan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Tak hanya Hongaria yang menolak memberi sanksi ke Rusia. Penolakan dilontarkan pula oleh Bulgaria dengan ancaman jika Bulgaria tidak mendapatkan relaksasi atas embargo minyak dari Rusia.

Menurut Wakil Perdana Menteri Bulgaria Assen Vassilev, apabila tidak ada relaksasi, Bulgaria tidak akan mendukung sanksi. Namun, Bulgaria juga tidak berharap hal itu.

Diketahui, Hongaria, Slovakia, serta Republik Ceko tergantung pada minyak Rusia. Minyak tersebut dikirim melalui jaringan pipa yang sudah dibangun sejak era Uni Soviet.

Negara tersebut sudah meminta adanya relaksasi tentang rencana larangan impor minyak dari Rusia, begitu juga dengan Bulgaria.

Vassilev mengatakan Bulgaria juga membutuhkan relaksasi. Hal ini karena satu-satunya kilang minyak di pelabuhan Laut Hitam Burgas masih membutuhkan waktu guna meningkatkan desulfurisasi untuk beralih ke proses minyak dari sumber yang diperoleh selain Rusia.

Kilang tersebut adalah Neftochim Burgas, yang dimiliki oleh perusahaan Rusia (LUKOIL). Saat ini, setengah dari minyak yang diproses Neftochim Burgas berasal dari Rusia.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1393 seconds (0.1#10.140)