China Tak Terima Latihan Militer Laut China Selatan Dikritik AS
loading...
A
A
A
BEIJING - China menolak kritik Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) terhadap latihan militer di Laut China Selatan . Beijing menyalahkan Washington soal meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Beijing mengumumkan pada pekan lalu bahwa mereka telah merencanakan latihan militer lima hari mulai 1 Juli di dekat Kepulauan Paracel, yang diklaim oleh Vietnam dan China.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa melakukan latihan militer atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan adalah kontraproduktif terhadap upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas.
"Latihan militer adalah yang terbaru dalam serangkaian tindakan RRC (Republik Rakyat China) untuk menegaskan klaim kelautan yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan," bunyi pernyataan Pentagon. (Baca: Pentagon Prihatin China Gelar Latihan Militer di LCS )
Vietnam dan Filipina juga mengkritik latihan militer Beijing dengan memperingatkan bahwa hal itu dapat menciptakan ketegangan di kawasan dan berdampak pada hubungan Beijing dengan para tetangganya.
Menteri Urusan Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin memperingatkan bahwa China akan bertemu dengan respons paling keras, diplomatik dan apa pun yang sesuai jika latihan-latihan itu meluas ke wilayah Filipina.
"Yang pasti, China sama berhaknya, seperti kekuatan lain mana pun, untuk memohon kebebasan navigasi dalam latihan militernya. Tetapi kebebasan itu, perlu diingatkan, membutuhkan perjalanan yang lurus dan tanpa gangguan," kata Locsin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, tak terima dengan kritik Pentagon. Menurutnya, latihan militer Beijing dalam lingkup kedaulatan China.
Sebaliknya, lanjut Zhao yang dilansir AP, Sabtu (4/7/2020), negara-negara non-regional tertentu yang melakukan latihan militer di Laut China Selatan memengaruhi stabilitas kawasan.
Zhao tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi Amerika Serikat telah melakukan banyak operasi kebebasan navigasi dengan mengirimkan kapal perangnya melalui daerah tersebut untuk menegaskan kebebasan akses ke saluran air internasional.
Amerika Serikat menuduh Beijing melakukan militerisasi Laut China Selatan dan berusaha mengintimidasi tetangga-tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang luas.
China mengklaim 90 persen dari wilayah Laut China Selatan yang kaya energi. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim di beberapa bagian yang saling tumpang tindih yang menghasilkan sekitar USD3 triliun dari lalu lintas kapal perdagangan setiap tahunnya.
Beijing mengumumkan pada pekan lalu bahwa mereka telah merencanakan latihan militer lima hari mulai 1 Juli di dekat Kepulauan Paracel, yang diklaim oleh Vietnam dan China.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa melakukan latihan militer atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan adalah kontraproduktif terhadap upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas.
"Latihan militer adalah yang terbaru dalam serangkaian tindakan RRC (Republik Rakyat China) untuk menegaskan klaim kelautan yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan," bunyi pernyataan Pentagon. (Baca: Pentagon Prihatin China Gelar Latihan Militer di LCS )
Vietnam dan Filipina juga mengkritik latihan militer Beijing dengan memperingatkan bahwa hal itu dapat menciptakan ketegangan di kawasan dan berdampak pada hubungan Beijing dengan para tetangganya.
Menteri Urusan Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin memperingatkan bahwa China akan bertemu dengan respons paling keras, diplomatik dan apa pun yang sesuai jika latihan-latihan itu meluas ke wilayah Filipina.
"Yang pasti, China sama berhaknya, seperti kekuatan lain mana pun, untuk memohon kebebasan navigasi dalam latihan militernya. Tetapi kebebasan itu, perlu diingatkan, membutuhkan perjalanan yang lurus dan tanpa gangguan," kata Locsin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, tak terima dengan kritik Pentagon. Menurutnya, latihan militer Beijing dalam lingkup kedaulatan China.
Sebaliknya, lanjut Zhao yang dilansir AP, Sabtu (4/7/2020), negara-negara non-regional tertentu yang melakukan latihan militer di Laut China Selatan memengaruhi stabilitas kawasan.
Zhao tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi Amerika Serikat telah melakukan banyak operasi kebebasan navigasi dengan mengirimkan kapal perangnya melalui daerah tersebut untuk menegaskan kebebasan akses ke saluran air internasional.
Amerika Serikat menuduh Beijing melakukan militerisasi Laut China Selatan dan berusaha mengintimidasi tetangga-tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang luas.
China mengklaim 90 persen dari wilayah Laut China Selatan yang kaya energi. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim di beberapa bagian yang saling tumpang tindih yang menghasilkan sekitar USD3 triliun dari lalu lintas kapal perdagangan setiap tahunnya.
(min)