Salah Sebut, Wapres AS Malah Puji Aliansi Kuat dengan Korea Utara dalam Pidatonya
loading...
A
A
A
SEOUL - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris secara terang-terangan memuji "aliansi kuat" antara AS dan Korea Utara (Korut) selama kunjungan ke Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Kamis (29/9/2022).
Kejanggalan yang diduga salah ucap itu muncul saat pidato resminya di Zona Demiliterisasi (DMZ).
“Amerika Serikat memiliki hubungan yang sangat penting, yang merupakan aliansi, dengan Republik Korea Utara,” tegas Harris, salah menyebut Republik Korea yang merupakan nama resmi Korea Selatan (Korsel).
Harris melanjutkan, kali ini penamaan negara itu benar. "Saya tidak bisa cukup menyatakan bahwa komitmen Amerika Serikat untuk membela Republik Korea sangat ketat," papar dia.
Dia menambahkan, "Di Utara, kita melihat kediktatoran brutal, pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela dan program senjata yang melanggar hukum yang mengancam perdamaian dan stabilitas.”
Harris menyampaikan pidatonya saat berkunjung ke DMZ, garis demarkasi yang dijaga ketat yang telah membagi Korea Utara dan Korea Selatan sejak Perang Korea berakhir dengan perjanjian gencatan senjata pada tahun 1953.
Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan Kapal induk AS tiba di Korea Selatan untuk latihan militer pekan lalu untuk pertama kalinya sejak 2017.
Sebelumnya, para pejabat AS memperingatkan bahwa Pyongyang bersiap untuk uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
“Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik ke perairan timurnya pada Rabu, dan dua rudal lainnya pada Kamis tak lama setelah pesawat Harris berangkat ke Washington,” papar militer Korea Selatan.
Satu rudal tunggal juga diluncurkan awal pekan ini. Aksi ini dianggap provokasi oleh Korsel dan AS.
AS menempatkan sekitar 28.000 tentaranya di Korea Selatan. Korea Utara memandang latihan yang melibatkan pasukan AS dan Korea Selatan sebagai "provokasi" dan latihan untuk invasi.
Kejanggalan yang diduga salah ucap itu muncul saat pidato resminya di Zona Demiliterisasi (DMZ).
“Amerika Serikat memiliki hubungan yang sangat penting, yang merupakan aliansi, dengan Republik Korea Utara,” tegas Harris, salah menyebut Republik Korea yang merupakan nama resmi Korea Selatan (Korsel).
Harris melanjutkan, kali ini penamaan negara itu benar. "Saya tidak bisa cukup menyatakan bahwa komitmen Amerika Serikat untuk membela Republik Korea sangat ketat," papar dia.
Dia menambahkan, "Di Utara, kita melihat kediktatoran brutal, pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela dan program senjata yang melanggar hukum yang mengancam perdamaian dan stabilitas.”
Harris menyampaikan pidatonya saat berkunjung ke DMZ, garis demarkasi yang dijaga ketat yang telah membagi Korea Utara dan Korea Selatan sejak Perang Korea berakhir dengan perjanjian gencatan senjata pada tahun 1953.
Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan Kapal induk AS tiba di Korea Selatan untuk latihan militer pekan lalu untuk pertama kalinya sejak 2017.
Sebelumnya, para pejabat AS memperingatkan bahwa Pyongyang bersiap untuk uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
“Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik ke perairan timurnya pada Rabu, dan dua rudal lainnya pada Kamis tak lama setelah pesawat Harris berangkat ke Washington,” papar militer Korea Selatan.
Satu rudal tunggal juga diluncurkan awal pekan ini. Aksi ini dianggap provokasi oleh Korsel dan AS.
AS menempatkan sekitar 28.000 tentaranya di Korea Selatan. Korea Utara memandang latihan yang melibatkan pasukan AS dan Korea Selatan sebagai "provokasi" dan latihan untuk invasi.
(sya)