Pengamat Peringatkan Diskriminasi Muslim di India Kian Parah

Jum'at, 03 Juli 2020 - 20:01 WIB
loading...
Pengamat Peringatkan...
Anggota RSS berkumpul di Maharashtra, India. Foto/REUTERS
A A A
NEW DELHI - Pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi sejak lama dikritik karena dianggap diskriminatif terhadap sekitar 200 juta Muslim di India.

Ketegangan antara minoritas Muslim dan nasionalis Hindu yang mendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Modi juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini membawa para berbagai kebijakan diskriminatif, pelecehan, dan kekerasan berdarah di India.

Muslim di India pun tak lagi merasa aman di negara itu. Sejumlah pengamat menyebut kelompok Rashtriya Swayam Sevak Sangh (RSS) sebagai penggerak utama berbagai aksi diskriminatif pada Muslim.

RSS dibentuk dan dijalankan oleh Kasta Atas Hindu. Itu artinya 20-25% total populasi Hindu mendukung mereka. Sisanya menentang RSS karena mereka lebih yakin dengan nilai-nilai demokratis atau menjadi korban dari tindakan RSS itu sendiri.

Para pendukung RSS yang tinggal di India dan luar negeri memberikan dukungan dana pada RSS. Pengamat menyebut RSS juga menyebarluaskan pemahaman Islamophobia ke luar negeri.

“Modi sendiri juga anggota seumur hidup RSS dan mayoritas para menterinya memiliki latar belakang di organisasi itu,” ungkap jurnalis investigasi Steven Zhou di Toronto, Kanada.

Jurnalis yang fokus pada isu keamanan nasional dan sayap kanan jauh itu menjelaskan, RSS membuka cabang pertama di luar negeri pada 1947 di Kenya dan sekarang memiliki lebih dari 500 cabang di 39 negara.

“Berbagai cabang RSS itu disebut shakhas dan memberikan layanan komunitas, membantu mengelola diaspora melalui kuliah, kamp, dan acara lain yang terkait ideologi RSS,” tutur Zhou dalam artikel di Foreign Policy.

Dokumen yang diperoleh Global News menyatakan, “Penyebaran nasionalisme sayap kanan Hindu di Kanada sama dengan upaya badan intelijen India untuk secara rahasia mempengaruhi para politisi Kanada untuk mendukung sikap pemerintah India melalui disinformasi dan uang.”

EU DisinfoLab juga melaporkan jaringan lebih dari 260 outlet media lokal palsu pro-India yang berada di 65 negara, termasuk di Barat.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Siapa Lebih Unggul India...
Siapa Lebih Unggul India atau Pakistan dalam Senjata Nuklir?
India Terlalu Mengekang...
India Terlalu Mengekang Kashmir, Apakah Modi Kena Karma?
Terancam Perang dengan...
Terancam Perang dengan India, Pakistan Siap Investigasi Netral Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir
Darah Akan Banyak Mengalir,...
Darah Akan Banyak Mengalir, Pakistan Siapkan Skenario Kejutan jika Perang dengan India
Dokumen CIA 1993 Prediksi...
Dokumen CIA 1993 Prediksi Siapa Pemenang dalam Perang India dan Pakistan
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Konflik Kashmir Memanas!...
Konflik Kashmir Memanas! Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Perbatasan
Ledakan Dahsyat Hancurkan...
Ledakan Dahsyat Hancurkan Pelabuhan Bandar Abbas, Bagaimana Nasib 385 WNI di Iran?
Ledakan Dahsyat di Iran,...
Ledakan Dahsyat di Iran, Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
Rekomendasi
Inovasi BNIdirect Raih...
Inovasi BNIdirect Raih 3 Penghargaan dari The Digital Banker
Liverpool Juara Liga...
Liverpool Juara Liga Inggris 2024/2025
Pangeran William dan...
Pangeran William dan Kate Middleton Tidak Berencana Gulingkan Raja Charles III dari Takhta
Berita Terkini
Jemaah Masjid di Prancis...
Jemaah Masjid di Prancis Ditikam Puluhan Kali, Polisi Buru Tersangka
38 menit yang lalu
Siapa Lebih Unggul India...
Siapa Lebih Unggul India atau Pakistan dalam Senjata Nuklir?
1 jam yang lalu
India Terlalu Mengekang...
India Terlalu Mengekang Kashmir, Apakah Modi Kena Karma?
2 jam yang lalu
9 Alasan Warisan Progresif...
9 Alasan Warisan Progresif Paus Fransiskus Mengubah Gereja Katolik
4 jam yang lalu
Putin Berulang Kali...
Putin Berulang Kali Mengibuli Banyak Presiden AS, Korban Terbarunya Adalah Trump
7 jam yang lalu
Menhan Pakistan: Jihad...
Menhan Pakistan: Jihad Diciptakan oleh Barat
8 jam yang lalu
Infografis
27 Negara Peringatkan...
27 Negara Peringatkan Warganya, Perang Dunia III Akan Terjadi?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved