Ukraina Buat Keputusan tentang Mobilisasi Pasukan Tambahan Terkait Referendum Donbass

Selasa, 27 September 2022 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Penasihat kepresidenan Ukraina juga mengklaim Rusia menggunakan 90% dari daya tembaknya untuk menghancurkan infrastruktur kritis dan sipil serta warga sipil yang membutuhkannya.

Dia menyalahkan militernya karena memusnahkan 1.200 permukiman di daerah yang telah dibombardir Kiev selama delapan tahun.

Amnesty International sebelumnya mengkritik Ukraina karena menempatkan tentaranya di dalam bangunan tempat tinggal, sekolah dan rumah sakit, mencela penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional.

“Sementara Ukraina mungkin belum membutuhkan tenaga tambahan, kemenangan militer akan membutuhkan tank, dan bukan jenis Soviet yang berbiaya rendah. Hanya mesin bergaya Barat seperti Leopard 2 yang akan melakukannya,” ujar Podolyak kepada audiens Jermannya.

Ukraina dan Jerman telah bersitegang atas penolakan Berlin memasok tank Leopard.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht menyatakan awal bulan ini, negaranya telah mencapai batasnya untuk memasok bantuan militer, dan tidak dapat memberikan lebih banyak senjata tanpa membahayakan keamanannya sendiri.

Jerman telah mengirimkan sistem rudal anti-pesawat Singer, tank senjata anti-pesawat Gerard, dan howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 ke Ukraina.

Meski demikian, Kiev dan bahkan beberapa pejabat Jerman tidak puas dengan apa pun yang tak termasuk Leopard.

Referendum untuk bergabung dengan Rusia sedang berlangsung di wilayah timur Kherson dan Zaporozhye yang dikuasai Rusia serta republik Donbass independen Donetsk dan Lugansk. Moskow mengumumkan mobilisasi parsial pekan lalu.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)