Kapal Pengangkut Migran Terbalik di Lepas Pantai Suriah, Puluhan Tewas
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Puluhan orang tewas setelah sebuah kapal yang membawa migran dan pengungsi dari Lebanon terbalik di lepas pantai Suriah. Hal itu diungkapkan pemerintah Suriah.
"Jumlah orang yang ditemukan tewas telah meningkat menjadi 34," kata Kementerian Kesehatan Suriah dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, menambahkan bahwa 20 orang yang selamat dirawat di rumah sakit Basel di Tartous seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (23/9/2022).
Gubernur Tartous Abdulhalim Khalil dilaporkan telah mengunjungi korban di rumah sakit.
Direktur Jenderal Pelabuhan, Samer Qubrusli, mengatakan operasi pencarian sedang berlangsung dalam kondisi sulit karena laut yang ganas dan angin kencang.
Kementerian Transportasi Suriah mengutip para penyintas yang mengatakan kapal itu berangkat dari wilayah Minyeh utara Lebanon pada Selasa dengan penumpang antara 120 dan 150 di dalamnya.
Tidak segera jelas berapa banyak orang yang berada di kapal dan ke mana tepatnya mereka menuju, tetapi penjaga pantai masih mencari mayat.
Media pemerintah mengatakan kapal itu membawa orang-orang dari berbagai negara.
Insidenini adalah salah satu yang paling mematikan sejak sejumlah besar warga Lebanon, Suriah, dan Palestina mencoba melarikan diri dari Lebanon yang dilanda krisis melalui laut ke Eropa.
Di Lebanon saja, puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan dan mata uang Lebanon telah turun lebih dari 90 persen nilainya, menghapus daya beli ribuan keluarga yang kini hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Lebanon memiliki populasi enam juta, termasuk satu juta pengungsi Suriah, dan telah berada dalam cengkeraman krisis ekonomi yang parah sejak akhir 2019 yang telah menarik lebih dari tiga perempat populasi ke dalam kemiskinan.
Ribuan orang Lebanon, Suriah, dan Palestina telah meninggalkan Lebanon dengan kapal selama beberapa bulan terakhir untuk mencari peluang yang lebih baik di Eropa.
Pada bulan April, sebuah kapal yang membawa lusinan orang Lebanon, Suriah, dan Palestina yang mencoba bermigrasi melalui laut ke Italia tenggelam lebih dari 5 km dari pelabuhan Tripoli, menyusul konfrontasi dengan angkatan laut Lebanon. Puluhan orang tewas dalam insiden tersebut.
Para migran telah meninggalkan negara itu dari pantai utara Lebanon yang merupakan wilayah paling miskin di negara kecil itu.
Pada hari Kamis, para pejabat Lebanon mengatakan pasukan angkatan laut menyelamatkan sebuah kapal yang membawa 55 migran dan pengungsi setelah menghadapi masalah teknis 11 km di lepas pantai wilayah utara Akkar. Dikatakan orang-orang yang diselamatkan termasuk dua wanita hamil dan dua anak-anak.
"Jumlah orang yang ditemukan tewas telah meningkat menjadi 34," kata Kementerian Kesehatan Suriah dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, menambahkan bahwa 20 orang yang selamat dirawat di rumah sakit Basel di Tartous seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (23/9/2022).
Gubernur Tartous Abdulhalim Khalil dilaporkan telah mengunjungi korban di rumah sakit.
Direktur Jenderal Pelabuhan, Samer Qubrusli, mengatakan operasi pencarian sedang berlangsung dalam kondisi sulit karena laut yang ganas dan angin kencang.
Kementerian Transportasi Suriah mengutip para penyintas yang mengatakan kapal itu berangkat dari wilayah Minyeh utara Lebanon pada Selasa dengan penumpang antara 120 dan 150 di dalamnya.
Tidak segera jelas berapa banyak orang yang berada di kapal dan ke mana tepatnya mereka menuju, tetapi penjaga pantai masih mencari mayat.
Media pemerintah mengatakan kapal itu membawa orang-orang dari berbagai negara.
Insidenini adalah salah satu yang paling mematikan sejak sejumlah besar warga Lebanon, Suriah, dan Palestina mencoba melarikan diri dari Lebanon yang dilanda krisis melalui laut ke Eropa.
Di Lebanon saja, puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan dan mata uang Lebanon telah turun lebih dari 90 persen nilainya, menghapus daya beli ribuan keluarga yang kini hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Lebanon memiliki populasi enam juta, termasuk satu juta pengungsi Suriah, dan telah berada dalam cengkeraman krisis ekonomi yang parah sejak akhir 2019 yang telah menarik lebih dari tiga perempat populasi ke dalam kemiskinan.
Ribuan orang Lebanon, Suriah, dan Palestina telah meninggalkan Lebanon dengan kapal selama beberapa bulan terakhir untuk mencari peluang yang lebih baik di Eropa.
Pada bulan April, sebuah kapal yang membawa lusinan orang Lebanon, Suriah, dan Palestina yang mencoba bermigrasi melalui laut ke Italia tenggelam lebih dari 5 km dari pelabuhan Tripoli, menyusul konfrontasi dengan angkatan laut Lebanon. Puluhan orang tewas dalam insiden tersebut.
Para migran telah meninggalkan negara itu dari pantai utara Lebanon yang merupakan wilayah paling miskin di negara kecil itu.
Pada hari Kamis, para pejabat Lebanon mengatakan pasukan angkatan laut menyelamatkan sebuah kapal yang membawa 55 migran dan pengungsi setelah menghadapi masalah teknis 11 km di lepas pantai wilayah utara Akkar. Dikatakan orang-orang yang diselamatkan termasuk dua wanita hamil dan dua anak-anak.
(ian)